REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- London dikenal sebagai ibukota perceraian di dunia selama beberapa tahun terakhir. Kenapa demikian?
"Jika dalam suatu hubungan anda adalah orang yang memiliki lebih banyak uang, anda harus berusaha keras agar tidak bercerai di Inggris. Hukum di negara tersebut memihak pada orang yang memiliki harta yang lebih sedikit," ujar pegacara perceraian di Hughes Fowler Carruthers, Mark Harper, pada The Guardian.
Gelar ibukota perceraian semakin santer ketika pada November lalu seorang istri dari bankie mendapatkan harta perceraian sebesar 337 juta pondsterling. Jumlah tersebut adalah harta perceraian terbesar di dunia.
Pada 2012, The Times menemukan bahwa enam dari kasus perceraian di Inggris melibatkan warga negara asing. Kasus-kasus tersebut juga melibatkan uang dalam jumlah besar.
Seorang pengacara yang pernah merepresentasikan klien kaya, Ayesha Vardag, mengatakan pasangan yang bercerai di Inggris harus membagi kekayaannya menjadi 50:50. "Prinsipnya tidak ada diskriminasi. Itulah sebabnya hukum di Inggris terlihat condong pada mereka yang lebih miskin," ujarnya.