Ahad 22 Feb 2015 13:36 WIB

Cita Citata, Tak Usah Minta Maaf ke Papua!

Penyanyi Cita Rahayu atau yang akrab dipanggil Cita Citata mendatangi Gedung DPR, Jakarta, Rabu (18/2). Pelantun lagu Sakitnya Tuh Disini menemui anggota DPR dari dapil Papua untuk meminta maaf terkait ucapannya yang menyinggung warga Papua.
Foto: Antara
Penyanyi Cita Rahayu atau yang akrab dipanggil Cita Citata mendatangi Gedung DPR, Jakarta, Rabu (18/2). Pelantun lagu Sakitnya Tuh Disini menemui anggota DPR dari dapil Papua untuk meminta maaf terkait ucapannya yang menyinggung warga Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA - Aktivis Forum Kerja Sama Lembaga Swadaya Masyarakat Papua berpendapat bahwa penyanyi dangdut Cita Citata tidak perlu datang untuk meminta maaf terkait pernyataannya di media televisi yang dianggap melecehkan masyarakat paling timur Indonesia.

"Kami inginkan Cita Citata dan Trans TV mengklarifikasi lewat konferensi pers dan meminta maaf terkait pemberitaan di Insert Siang, yang memuat pernyataan menyudutkan orang Papua," kata Lien Maloali, Sekretaris Eksekutif Foker LSM Papua di Kota Jayapura, Ahad (22/2).

Maloali yang didampingi tiga orang rekannya itu, yakni Fien Yarangga dari TIKI Jaringan HAM Perempuan Papua, Cicilia dan Betty Ibo seorang aktivisi buruh Papua mengatakan apa yang diucapkan oleh penyanyi pendatang baru diblantika musik Indonesia itu sangat disayangkan. Karena pernyataannya (Cita Citata) itu lewat media telah membuat tersinggung salah satu etnik, suku atau warga yang juga berada di wilayah Indonesia.

"Seorang artis jika menggunakan pakaian (pakaian adat), melakukan publikasi atau menggunakan pakaian dari salah satu budaya, salah satu etnik budaya di Indonesia, maka dia harus mampu menjelaskan kepada publik, karena dia secara tidak langsung telah mewakili masyarakat yang dia gunakan busananya secara langsung, jelaskan busana itu dari mana," katanya.

"Kita tahu bersama bahwa Papua itu ada tujuh wilayah adat atau budaya, dia (cita Citata saat menggunakan pakaian adat) mewakili wilayah budaya yang mana? Karena ini suatu pembelajaran bagi publik di wilayah Indonesia lainnya, supaya mereka juga mengetahui bahwa di Papua itu ada tujuh wilayah adat dan budaya, jadi seharusnya bisa menjelaskan agar orang tidak salah menilai," lanjutnya.

Menurut Maloali, Cita Citata saat memberikan pernyataan di media pada 8 Desember 2015 dan menggunakan pakaian adat, sama sekali tidak mirip dengan pakaian atau busana Papua, atau pakaian asli dari seorang perempuan Papua, tetapi justru lebih mirip seorang dukun dari negeri lain.

"Ketika itu, saya menonton langsung dan saya mendengar kata-katanya yang dia sebut seperti begini, 'cantik sih memang cantik, tapi saya harus dirias dulu biar cantik, 'tidak' seperti Papua'. Pernyataannya yang 'tidak seperti Papua' itu maksudnya apa?" katanya dengan nada bertanya.

Lebih lanjut, Maloali mengatakan bahwa Cita Citata menjelaskan sangat jelas waktu diwawancara oleh Trans 7, dan dengan sangat jelas dia sebenarnya berbicara bagaimana dan waktu itu dipotong oleh wartawan.

Cita Citata mengaku bahwa pernyataanya telah diedit dan dipotong oleh wartawan sebelum beritanya siar di Trans TV. "Sehingga ketika dia (Cita Cita) klarifikasi dia menyebutkan wartawan mengedit, memotong dan mengedit, ini artinya Trans Tv harus ikut bertanggung jawab atas editan yang dimasukan Insert Siang pada pada 8 Februari 2015, dan itu mengapa kami merasa ini penting," katanya.

"Dan kalau itu benar dilakukan berarti Trans Tv atau media yang berarti adalah teman kami selama ini, melakukan suatu pelecehan terhadap etnik tertentu di Indonesia dan itu terhadap Papua. Maksudnya apa, dan itu harus dijelaskan oleh Trans TV, dan bukan dijelaskan melalui media, tetapi mereka harus menjelaskan di ranah hukum," lanjutnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement