Selasa 23 Dec 2014 09:02 WIB
Keuangan

Tahun Baru, Keuangan Baru

Tahun baru
Foto: Antara
Tahun baru

REPUBLIKA.CO.ID, Kang Hari, tahun 2014 merupakan tahun kejutan bagi saya.  Di tengah hiruk pikuknya Pilpres dan berakhir dengan pemerintahan yang baru ada secercah harapan yang tumbuh.  Tetapi baru muncul harapan tersebut, atas nama kebijakan pro rakyat, pemerintahan Jokowi malah menaikkan harga BBM.  

Konon kabarnya tahun depan, listrik, gas dan lain-lain akan menyesuaikan.  Pertanyaan saya, apa yang harus saya lakukan mengingat persaingan kerja makin keras dengan masuknya tenaga asing di era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Lalu tinjauan keuangan seperti apa yang harus saya lakukan untuk keuangan saya di tahun ini.

Serta, resolusi keuangan seperti apa yang harus saya lakukan di tahun 2015. Harapannya, supaya keuangan dan kehidupan saya bisa aman dan nyaman di tahun depan dan seterusnya.

Tari, Bandung.

Jawaban WF 19

Semangat Pagi Teh Tari, salam Motivasi Keuangan!

Ada satu pepatah yang selalu menjadi pegangan saya, baik dalam hal keuangan maupun kehidupan.  You can’t change the wind direction, but you can change the wing direction (Kita tidak bisa merubah arah angin, tetapi kita bisa merubah arah sayap kita), dalam artian lain kita tidak bisa merubah takdir kita, tetapi kita bisa menikmati takdir kita dengan setulus hati, hanya dengan menggerakkan sayap-sayap kehidupan kita.

Ketika Teh Tari ingin dan punya harapan baru tetapi apa daya, lingkungan sekitar kita tidak mendukung, maka ubahlah sudut pandang Anda. Ya, ubahlah sudut pandang Anda.

Tanpa berusaha untuk menakuti, akan banyak kejutan-kejutan yang terjadi di depan kita.  Tidak ada yang akan menyangka 1 dolar AS bisa tembus Rp 13.000 di tengah aroma optimisme terhadap pemerintahan yang baru. Apakah besok kita memastikan 1 dolar AS tidak akan tembus Rp 17.000, tidak ada juga yang bisa memastikannya.  Yang bisa kita lakukan adalah menikmati proses dan momen tersebut.

Kita akan terguncang, saya nyatakan IYA! Kapal yang membawa kita pasti akan terguncang. Sakit, tidak enak, tentu kita semua sudah merasakannya.

Bahkan, kabar atau rumor yang dulu sempat dihembuskan Robert T Kiyosaki (salah satu ahli keuangan otak kanan) akan ambruknya pasar saham sudah terbukti di tahun 2008, dan prediksinya akan mengalami hal yang sama di tahun 2015 dan 2035. Tidak berarti rumor atau prediksi tersebut menjadi acuan, tetapi mempersiapkan diri sebelum kejadian tersebut terjadi perlu kita antisipasi.

Karena pasar saham ditandai dengan kembalinya saham-saham kapital besar seperti beberapa saham LQ45, perlu waktu 2 tahun untuk bisa kembali ke posisi semula. Tetapi ketika terjadi krisis, yang sudah melek investasi malah belanja saham seperti membeli kacang goreng, karena harga saham menjadi murah.

Begitupun dengan harga emas saat ini yang mengalami penurunan harga sejak tahun 2012. Artinya, mengubah sudut pandang dan melihat peluang adalah kata kuncinya.

Untuk MEA, bisa Anda klik link berikut http://gayahidup.republika.co.id/berita/gaya-hidup/konsultasi-kesehatan-gaya-hidup/14/12/09/ngatt9-hadapi-mea-dengan-siasat-keuangan-ini

Adapun review tahunan yang bisa Anda lakukan adalah :

1.    Debt (utang)

Inti dari utang adalah how to be debt free, bagaimana kita bisa terbebas dari budak utang.  Jika para perencana keuangan selalu bicara di angka tidak boleh lebih dari 30-35 persen semua total utang kita, maka mindset keuangan Anda di tahun 2015 adalah dengan ZERO DEBT.

Jika di tahun 2014 Anda berutang Rp 3 juta setiap bulannya, maka langkah sederhananya dengan mengurangi beban utang menjadi di bawah Rp 3 juta serta tidak menambah utang baru.

2.    Cash (tunai)

Inti dari cash adalah seberapa banyak uang simpanan Anda yang likuid (harta lancar) seperti uang di tangan atau dalam bentuk e-money, tabungan, giro, deposito, reksadana jenis pasar uang, koin dinar (emas) dan dirham (perak) yang bisa dibelanjakan. Harta atau uang ini dapat Anda cairkan atau dilikuidasi dalam jangka waktu di bawah 1 tahun dan bukan ditujukan untuk investasi.

Jika di tahun 2014 awal Anda hanya punya uang Rp 10 juta, di akhir tahun menjadi Rp 15 juta berarti terjadi kenaikan cash, tetapi jika hanya bersisa Rp 5 juta berarti Anda kehilangan atau mengalami penurunan cash. Walaupun yang harus Anda garis bawahi bahwasanya, punya uang dalam bentuk rupiah akan mengalami penurunan nilai karena inflasi.  Dan inflasi adalah sesuatu yang nyata.

Pemerintah boleh mengatakan tingkat inflasi di Indonesia sekarang berkisar diangka 6-8 persen, tetapi inflasi riil tetap harus Anda konversi menjadi 10-12 persen. Sehingga uang Anda tetap akan bisa membeli kebutuhan barang dan jasa seperti awal tahun.

3.    Goods (barang-barang)

Coba Anda cek kembali, barang-barang apa saja yang Anda beli di tahun 2014. Apakah barang-barang tersebut adalah barang konsumtif ataukah barang produktif.  Cara mengeceknya sederhana, apakah barang tersebut menghasilkan atau mengeluarkan uang dari kantong Anda.  

Jika Anda baru membeli kulkas, apakah barang tersebut menghasilkan uang ataukah hanya membebani uang listriknya setiap bulan.  Jika ternyata Teh Tari bisa membuat bisnis yang bisa menghasilkan uang dari kulkas tersebut, berarti barang tersebut adalah barang produktif.  Dan sebaliknya menjadi barang konsumtif jika hanya biaya bulanannya saja yang Anda keluarkan. Semakin banyak barang-barang Anda di rumah, menandakan Anda ada terjadi peningkatan, tinggal kenaikan tersebut, menghasilkan atau menggerus kantong Anda.

Ini yang perlu Anda pastikan kembali, jika memang barang-barang tersebut tidak menghasilkan, alangkah baiknya Anda jual untuk mendapatkan cash.

4.    Investment (Investasi)

Jika barang-barang konsumtif adalah barang habis pakai, maka harta dalam bentuk Investasi adalah harta likuid yang Anda tujukan untuk Investasi.  Karena pada dasarnya Anda mengharapkan pendapatan tetap yang berkala atau kenaikan atas modal yang sudah Anda keluarkan.

Harta Investasi ini contohnya seperti saham, obligasi, reksadana (selain jenis reksadana pasar uang), emas batangan, buku yang menghasilkan royalty dan lain-lain.

Jika Anda tipenya ‘penabung’ saham atau ‘penabung’ emas batangan tiap bulan, cek kembali berapa lembar saham atau gram emas yang sudah Anda miliki dari awal januari hingga akhir desember besok. Apakah nilainya mengalami kenaikan? Jika iya, seberapa besar? Jika sudah mencapai nisab-nya, alangkah baiknya segera Anda zakatkan.

Karena barang-barang yang mengendap seperti air di dalam bejana, tidak kemana-mana dan berpotensi menjadi biang penyakit. Itulah saatnya harta tersebut berputar diantara fakir miskin yang membutuhkan. Karena pada dasarnya semua harta kita adalah harta titipan yang nantinya akan diminta kembali oleh Sang Pencipta, Allah SWT.

Setelah Anda meninjau kondisi keuangan Anda, maka lakukan 3 langkah resolusi keuangan Anda untuk tahun 2015 dan seterusnya, dengan :

1.    Perbaiki Tujuan Keuangan

Salah satu esensi dari perencanaan keuangan adalah memiliki financial dream (mimpi keuangan).  Orang yang memiliki visi keuangan akan berbeda cara mengelola uang yang diterimanya, apakah dari gaji atau usaha, dengan orang yang sama sekali tidak punya visi keuangan.

Coba lihat lagi, apakah di tahun 2014 kemarin mimpi atau tujuan keuangan Anda tercapai atau tidak? Jika sudah tercapai, seberapa banyak yang sudah Anda capai? Dan kenapa hal tersebut bisa tercapai.

Jika belum tercapai, kenapa? Apa yang harus diperbaiki? Cari alasan dan solusi untuk menyelesaikannya. Intinya selalu keep trying and keep learning all the time. Jika sudah tercapai, naikkan level adrenaline tujuan keuangan Anda dengan semboyan, makin banyak harta makin banyak sedekah dan bermanfaat untuk orang lain.

2.    Naikkan penghasilan yang terus bertambah value-nya

Selama ini apakah penghasilan Anda yang menyesuaikan dengan tujuan keuangan Anda, ataukah kebalikannya? Harusnya dengan penghasilan yang sekarang Anda terima bisa mencapai target tujuan keuangan Anda (financial dream).

Apakah dengan cara mencicil atau langsung, intinya target tujuan keuangan tidak boleh di bawah penghasilan bulanan Anda. Jika itu yang terjadi, siap-siaplah Anda untuk berganti perusahaan atau berganti bisnis yang bisa memenuhi mimpi keuangan Anda.

3.    Tinggikan FI (Financial Intelligence)

FI alias kecerdasan keuangan adalah sebuah kecerdasan untuk memahami angka-angka dalam hal ini tentang uang.  FI bisa juga disebut melek keuangan yang artinya Anda tahu membaca ‘uang’ Anda dengan baik dan Anda menguasai bahasa uang. Dan cara paling efektif untuk menaikkan FI adalah dengan MEMPRAKTIKKANNYA.

Ada empat hal untuk menaikkan FI dengan Praktik Money Making, Money Keeping, Money Saving dan Money Investing. Khusus untuk Money Investing berarti dari tahun ke tahun, Anda praktik cara investasi yang benar pada mentor keuangan yang Anda anggap sudah sukses dengan investasinya.

Adapun pengamat, dosen dan yang mengaku ahli tanpa pengalaman, cukup sebagai second opinion, tetapi yang sudah praktik dan berhasil, harus Anda tiru jalannya. Jadi selain FI Anda meningkat, memiliki mentor keuangan adalah pilihan bijaksana di zaman ‘kiamat keuangan’ hari ini yang bisa terjadi kapan saja.

Selalu Tes, Ukur dan Praktik yang benar.  Ibarat lubang di depan Anda, belajar investasi selalu menyisakan 2 hal. Yaitu imbal hasil dan risiko. Semakin besar imbal hasilnya, selalu berkorelasi secara positif dengan besarnya risiko. Tinggal Anda pilih produk atau instrumen keuangan apa yang cocok dengan profil risiko dan rentang usia Anda.

Selalu naikkan FI Anda dari hari ke hari, tahun ke tahun agar Anda adalah orang yang SADAR KEUANGAN. Selamat tahun baru 2015 dan menjalani resolusi keuangan Anda dengan nyaman dan aman.

Kolom ini diasuh oleh WealthFlow 19 Technology Inc.,Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas). Pertanyaan kirim ke email : [email protected]  SMS 0815 1999 4916.

twitter.com/h4r1soulputra

www.p3kcheckup.com

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement