Kamis 23 Oct 2014 09:43 WIB

Gawat, Indonesia Masuk Kategori Darurat 'Bullying' di Sekolah

Rep: C57/ Red: Indira Rezkisari
Bullying (ilustrasi)
Foto: www.chicago-bureau.org
Bullying (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil kajian Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter menunjukkan hampir setiap sekolah di Indonesia menghadapi kejadian bullying.

Berdasarkan kajian ini, Ketua Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter, Susanto, menyatakan Indonesia sudah masuk kategori "darurat bullying di sekolah".

"Melihat kompleksnya kasus-kasus bullying yang ada, Indonesia sudah masuk kategori darurat bullying di sekolah. Itu sebabnya negara perlu lakukan intervensi," tutur Susanto, Kamis (23/10) pagi.

Hampir di setiap sekolah, lanjutnya, terjadi bullying verbal dan psikologis atau mental. Bullying verbal seperti membentak, meneriaki, memaki, menghina, mempermalukan, menolak, mencela, merendahkan, memaki, mengejek.

Sedangkan bullying psikologis atau mental, paparnya, seperti memandang sinis, memelototi, mencibir, mendiamkan. 

Jika pemerintah tidak serius menangani dan mencegah bullying di sekolah, jelasnya, bangsa Indonesia akan kehilangan generasi unggul.

"Bagaimana tidak, anak terlihat sekolah tetapi mereka tidak nyaman dan bertumbuh dengan baik. Ini terjadi karena siswa sekolah terdampak budaya bullying yg masif," jelas Susanto.

Di masa depan, jelasnya, setidaknya ada empat hal yang perlu dilakukan. Pertama, transformasi kepemimpinan sekolah dari pola lama ke pola baru.

Pola lama cenderung permisif dan abai dengan bullying, sedangkan pola baru bersifat visioner dan berorientasi preventif. Jadi tidak ada bibit, apalagi kejadian bullying.

Kedua, ujarnya, pastikan semua guru tahu, sadar dan berkomitmen untuk mencegah bullying. Ketiga, ada mekanisme penanganan, termasuk rehabilitasi bagi korban bullying di sekolah.

 

Keempat, jangan ada lagi bahan ajar, metode pembelajaran, dan kegiatan intra atau ekstra kurikuler yang bermuatan bullying.

Saat ini, Susanto juga menjadi komisioner Komisi Perlindungan Anal Indonesia (KPAI).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement