Jumat 17 Oct 2014 11:15 WIB

(Review) 'Solit4ire', Perpaduan Empat Subgenre Horor Ala Rico Michael

Solit4ire
Foto: ist
Solit4ire

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film horor merupakan salah satu genre film yang memiliki banyak penggemar. Film horor biasanya menyajikan suasana atau ritme yang dapat membuat jatung penonton naik-turun laiknya roller coaster.

Seru, tegang, seram, dingin dan terkadang lucu, semuanya menjadi formula yang disajikan dalam film horor. Meski kerap juga dikombinasikan dengan tema-tema lain.

Film horor di Indonesia juga memiliki pasarnya sendiri. Namun sayang, beberapa tahun belakangan film horor di Indonesia diisi dengan formula yang sama, yakni membubuinya dengan adegan buka-bukaan.

Hal berbeda kini coba dihadirkan sutradara Rico Michael lewat film terbarunya berjudul "Solit4ire". Film ini mengesampingkan formula film horor yang beberapa waktu silam terbukti mujarab, dan menggantinya dengan kekuatan cerita. Penonton dapat merasakan rasa takut, tegang dan hiburan tanpa harus menyaksikan seksualitas dan erotisme wanita yang dieksploitasi.

"Solit4ire" menceritakan empat tokoh utama yang berada di tempat berbeda, namun mengalami pengalaman yang mengerikan di malam yang sama.

Pertama adalah Risa (Karina Ranau) seorang wanita asal Cianjur yang baru hijrah ke Jakarta. Ia mendapati hal-hal tidak biasa di tempat kost barunya, yang ternyata dipenuhi makhluk-makhluk penuh amarah. 

Selanjutnya adalah Cumi (Nico Hermawan), mahasiswa baru peserta ospek yang diculik kakak kelasnya dan dibawa ke sebuah hutan. Di sana terdapat sosok mahluk legenda bernama Jack Jangkung.

 

 

Kemudian adalah Pak Jaja (Mastur), sopir mobil jenazah yang mendapat tugas mengantarkan jenazah wanita muda ke kampung halamanya. Selama perjalanan ia menghadapi kejadian-kejadian yang membuatnya harus mengambil tindakan tertentu.

Terakhir adalah Nova (Pamela Halatu), eksekutif muda yang terpaksa lembur di kantornya. Malam itu ia baru tahu kalau gedung kantornya memiliki misteri yang kelam.

"Solit4ire" baru akan diputar secara umum pada 23 Oktober mendatang. Tapi saya, bersama sejumlah media lainnya berkesempatan menonton lebih dulu ketika film ini baru menyelesaikan proses pascaproduksi.

Saat mengetahui film ini akan dibuat dengan pendekatan seperti yang dijabarkan di atas, saya memiliki ekspektasi tinggi. Dan benar saja, meski saat itu saya terlambat sekitar lima menit, saya langsung mendapat suguhan gambar yang memanjakan mata.

 

 

"Solit4ire" tidak mengandalkan warna biru atau warna dingin lainnya, yang lazim digunakan dalam film horor. Rico Bradley justru menggunakan warna cerah namun dengan saturasi yang tipis sehingga membuat warna keras dan cerah seperti kuning jadi terlihat sejuk di mata. Belum lagi kontras yang digunakan juga ringan, membuat mata semakin termanjakan dengan baik.

Setiap cerita yang ditampilkan Riko juga memiliki kekuatan sendiri. Keempatnya memiliki pendekatan cerita dari sub genre film horor, mulai dari thriller, slasher juga sedikit horor komedi.

Di cerita soal Risa misalnya. Adegan saat Risa seolah masuk ke dalam misteri sebuah bingkai foto lama seolah membawa penonton ke dalam dimensi berbeda. Hal itu membuat mood penonton semakin meningkat.

Begitu juga di bagian Cumi. Teka-teki siapa sosok Jack Jangkung dan kisahnya yang melegenda membuat bagian ini membawa penonton ke sebuah petualangan.

Sementara cerita milik Nova yang kekinian, seolah menyadarkan kita bahwa selalu ada misteri di kehidupan sekitar. Terima atau tidak, tinggal bagaimana sikap dan perlakuan kita menghadapi itu semua.

Kemudian di cerita Pak Jaja, akan disuguhkan cerita yang lebih natural. Sesuai dengan karakter Mastur, di bagian ini akan ada beberapa adegan yang membuat kita tertawa, yang akan sedikit melepas ketegangan.

Secara keseluruhan "Solit4ire" mencoba menghadirkan sebuah film horor yang berbeda. Namun harus diakui, kekuatan akting pemain tidak merata sehingga membuat kekuatan cerita tidak tersampaikan dengan baik. 

 

 

Apalagi film ini menghadirkan lebih dari 15 pemeran dengan kekuatannya masing-masing.

Begitu juga dengan gambar yang kerap "out of focus". Hal itu membuat angle gambar yang sebenarnya indah dan ringan jadi terganggu. Jika film horor biasanya menghadirkan sound yang "nendang", sayangnya di film ini hal itu tidak bisa didapat.

"Saya memang melakukan sejumlah hal yang baru, bisa dibilang adalah eksperimen. Semoga penonton bisa menerima dan kalaupun tidak juga bukan masalah. Dengan begitu saya bisa belajar dan melakukan lebih baik lagi ke depannya," ujar Rico.

"Solit4ire" rencananya akan tayang mulai 23 Oktober mendatang. Selamat menonton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement