Rabu 03 Sep 2014 09:00 WIB

5 Tips Biasakan Anak Hargai Makanan (2)

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Agung Sasongko
Anak makan buah
Foto: parentdish.co.uk
Anak makan buah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kita semua ingin anak kita menyantap makanan sehat dan membuatnya menghargai makanan. Tampaknya, sebagai masyarakat, kita telah kehilangan konsep ini. Sebagai orang tua, menumbuhkan sikap anak yang menghargai dan mengenal makanan yang mereka makan perlu dilakukan.

Jika tidak, anak tidak akan tahu apakah makanan yang mereka konsumsi bergizi atau tidak, bahkan banyak yang menyisakan makanan di piringnya. Menghargai makanan yang kita makan adalah langkah pertama dalam menjembatani kesenjatangan antara makanan yang hanya 'enak rasanya' dengan makanan yang 'bergizi untuk tubuh.'

Berikut lima tips untuk membiasakan anak mengenal dan mengharai makanan mereka, dilansir dari Philly, Rabu (3/9).

3. Ajak anak berbelanja

Memang, mengajak anak berbelanja ke pusat perbelanjaan, seperty hypermart, giant, atau hero akan sangat merepotkan, namun ada banyak hal positif yang diajarkan kepada anak. Sebagai permulaan, ajaklah mereka ke pusat sayuran atau ikan. Anda bisa mengajarkan anak Anda darimana makanan itu berasal. Itu akan membuatnya senang. Mintalah mereka untuk memilih sayur apa yang ingin mereka beli, atau ikan mana yang ingin mereka beli. Biasanya, mereka akan bersemangat untuk mencoba.

4. Ajak anak memasak

Hari ini, banyak sekali orang tua, khususnya ibu yang malas ke dapur. Mereka lebih suka membeli makanan instan untuk dihidangkan di meja makan. Dapur mereka seolah hanya menjadi gudang. Sesekali, ajaklah anak Anda ke dapur. Biarkan mereka menyaksikan Anda mengolah makanan. Jika mungkin, libatkan mereka, semisal untuk mengambilkan tomat di kulkas, atau sekadar menata sayur di piring.

Memasak makanan untuk keluarga Anda adalah cara bagus untuk mengontrol makanan yang dikonsumsi anak. Memasak dengan anggota keluarga juga cara yang mengagumkan untuk menghabiskan waktu bersama, belajar tentang bahan makanan dan rasa, serta mendorong eksperimentasi dengan makanan baru. Faktanya adalah anak-anak lebih intensif untuk mencoba makanan baru jika mereka terlibat dalam proses penyiapannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement