Ahad 17 Aug 2014 14:57 WIB

Robin Williams Meninggal, Depresi Jadi Perdebatan

Rep: mgrol27/ Red: Fernan Rahadi
Robin Williams.
Foto: REUTERS/Fred Prouser/ca
Robin Williams.

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Meninggalnya aktor Hollywood Robin Williams menimbulkan perdebatan yang lebih luas mengenai depresi dan bagaimana lingkungan menghadapi masalah depresi.

Beberapa diskusi telah banyak dilakukan tentang penyebab kematian Robin Williams akibat bunuh diri dan fakta bahwa dia mengalami depresi dan juga menderita Parkitson. Di masa hidupnya, Robin sempat mengalami masalah dengan alkohol,narkoba, serta depresi.

Kasus ini menimbulkan pertanyaan mengenai apakah masalah depresi mendapatkan prioritas yang sama dengan penyakit fisik. Faktanya, bahwa sebagian besar orang hanya sedikit mengetahui tentang masalah depresi.

Presiden Psikiatris Royal College, Sir Simon Wessely, menyatakan bahwa masyarakat lebih menerima orang dengan penyakit fisik seperti tekanan darah tinggi atau kanker.Sementara orang dengan masalah depresi yang mendapatkan penanganan medis hanya 40 persen.

Prof Wessely menyatakan masalah tersebut sangat rumit, karena orang yang mengetahui dirinya mengalami masalah depresi enggan untuk mengungkapnya karena khawatir kehilangan pekerjaan.

Lalu, dalam diskusi tersebut timbul desakan agar masalah depresi agar lebih diperhatikan. Kasus  meninggalnya Robin Williams memberikan dorongan baru tentang bagaimana melakukan penanganan depresi.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement