REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Meninggalnya aktor Hollywood Robin Williams menimbulkan perdebatan yang lebih luas mengenai depresi dan bagaimana lingkungan menghadapi masalah depresi.
Beberapa diskusi telah banyak dilakukan tentang penyebab kematian Robin Williams akibat bunuh diri dan fakta bahwa dia mengalami depresi dan juga menderita Parkitson. Di masa hidupnya, Robin sempat mengalami masalah dengan alkohol,narkoba, serta depresi.
Kasus ini menimbulkan pertanyaan mengenai apakah masalah depresi mendapatkan prioritas yang sama dengan penyakit fisik. Faktanya, bahwa sebagian besar orang hanya sedikit mengetahui tentang masalah depresi.
Presiden Psikiatris Royal College, Sir Simon Wessely, menyatakan bahwa masyarakat lebih menerima orang dengan penyakit fisik seperti tekanan darah tinggi atau kanker.Sementara orang dengan masalah depresi yang mendapatkan penanganan medis hanya 40 persen.
Prof Wessely menyatakan masalah tersebut sangat rumit, karena orang yang mengetahui dirinya mengalami masalah depresi enggan untuk mengungkapnya karena khawatir kehilangan pekerjaan.
Lalu, dalam diskusi tersebut timbul desakan agar masalah depresi agar lebih diperhatikan. Kasus meninggalnya Robin Williams memberikan dorongan baru tentang bagaimana melakukan penanganan depresi.