Rabu 13 Aug 2014 12:00 WIB

Sepak Terjang Robin Williams di Panggung Hiburan (1)

Rep: C92/ Red: Citra Listya Rini
Robin Williams
Foto: reuters
Robin Williams

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Awalnya sosok Robin Williams bukanlah siapa-siapa. Ia hanya seorang komikus tak terkenal yang berimprovisasi di klub-klub dengan dua serial TV yang gagal (yang kemudian dihidupkan kembali dalam the Richard Pryor Show. 

Musim gugur 1979, ABC memberikan tawaran baru untuk musim 1978-1979. Williams ketika itu masih berusia 26 tahun. Ia diberi tempat utama dalam komedi situasi Mork & Mindy. Seketika itu juga, ia menjadi bintang semalam. 

Mork & Mindy adalah komedi situasi nomor satu di Amerika Serikat. Acara ini seringkali mencapai hits dan dilihat rata-rata 60 juta pemirsa setiap pekan. Menjadi bintang TV nomor satu di acara ini menjadi prestasi tersendiri dalam show-biz di negara ini.

Acara ini menjadi penyegar dari acara komedi situasi lain yang mulai membosankan seperti My Favorite Martian dan Bewitched. Mork & Mindy bercerita tentang Mork (Williams), seorang alien dari planet Ork yang tinggal di Boulder, Colo.

Ia tinggal dengan wanita cantik, Mindy (Pam Dawber). Kesuksesan acara ini konon terletak pada peran Williams. Ia bukan hanya badut yang terinspirasi, namun juga seorang entertainer yang sempurna untuk para pemirsa TV. 

Mork memiliki kepolosan dan antusiasme seperti bayi yang sedang menemukan dunia baru. namun, ia adalah bayi yang bisa bicara. Ia polos, mudah tertipu dan menawan. Ia membiarkan penonton terlibat dalam pikiran transparan yang berputar-putar di kepalanya.

Ia sangat tak bisa diduga, terutama karena Mork tidak hanya bicara dengan dirinya sendiri, namun juga dengan tiga hingga empat bagian dari dirinya dan mereka berbicara kembali dengannya. Anak-anak menyukai Mork, terutama karena bahasa Ork-nya yang bisa terus ditirukan.

Bahasa Mork “Nano, nano” (baca: halo) telah menggantikan bahasa Fonz “Aaaayyy” dan menjadi slogan anak-anak Amerika. Orang dewasa juga menyukai spontanitasnya. Dalam salah satu program ia bernyanyi, “Shah, Shah, Ayatollah (I tol’ yuh), Shah, Shah, Ayatollah so.”

Bisa dikatakan, Williams mendapat peran yang tepat dan jam tayang yang tepat pula. Anak-anak ketika itu menguasai setting acara TV Amerika pukul 20.00 waktu setempat. Namun, Williams tidak hanya beruntung, karena ia juga berbakat.

Dalam karya-karya stand-up di klub malam yang dilakukan secara gratis, ia mencoba terus berhubungan dengan khalayak langsung dan mencoba materi-materi baru. Meskipun selalu memakai kostum yang sama, Williams dapat menampilkan sejumlah besar karakter komik. Ia bisa meniru irama Shakespeare, banyak bahasa asing, suara hewan, dan berbagai mesin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement