REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kualitas perfilman Indonesia masih terkendala biaya dan ketersediaan teknologi, kata Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Kacung Marijan.
"Film-film berkualitas bermunculan tapi masih banyak yang kurang bagus karena adanya keterbatasan teknologi dan pendanaan," kata Kacung Marijan di Jakarta, Kamis (25/7).
Dengan kurangnya pendanaan, menurut dia banyak film yang dibuat dalam waktu singkat. "Akibatnya filmnya asal laku saja, yang penting tidak rugi," katanya.
Berbeda dengan film-film berkualitas di luar negeri yang dikerjakan dalam waktu yang cukup panjang dan menghabiskan dana yang besar.
Sementara animo masyarakat sendiri, menurut dia kurang terhadap film-film Indonesia yang berkualitas. Dia mencontohkan Film Sang Kyai karya sutradara Rako Prijanto yang minim penonton padahal film tersebut menjadi film terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2013.
Pihaknya berharap kedepannya animo masyarakat untuk menonton film-film lokal akan semakin meningkat. Dia juga mengingatkan agar masyarakat mau menghargai karya seni lokal yang berupa film dengan tidak membeli atau mengunduh film secara ilegal. "Ada banyak media untuk menonton seperti TV, DVD. Saya harap masyarakat bisa menghargai karya intelektual insan film dengan membeli film-film legal," katanya.