REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musisi ternama Tanah Air, Ahmad Dhani membeberkan alasan mengapa melaporkan 15 media online dan dua laman forum ke Dewan Pers. Menurut dia, laporan itu didasarkan atas pemberitaan yang tidak berdasar pada sumber berita yang akurat.
"Duduk perkara awalnya saya mensinyalir, ada modus baru, dalam pemberitaan fitnah di media online. Misal, contoh, saya ga tau itu sengaja atau tidak. Misal ada akun palsu. Itu dilansir modus berita. Itu akun palsu. Itu bukan anonim," ujar Dhani kepada wartawan kemarin.
Dedengkot grup band Dewa 19 itu membantah, terkait beredarnya foto kicauannya di Twitter, yang akan memotong kelamin kalau Jokowi terpilih sebagai presiden RI. Menurut dia, yang beredar di media sosial itu adalah hasil editan orang tidak bertanggung jawab.
"Itu adalah hasil editan Photoshop dijadikan sumber berita. Tentu menyebarkan berita bohong. Saya tidak tahu sengaja atau tidak," ujar Dhani.
Pria asal Surabaya itu menyatakan tidak pernah berkicau soal yang aneh itu. Bahkan, ia mengaku, para pengikut akun @AHMADDHANIPRAST juga kaget lantaran merasa idolanya tak pernah membuat status seperti itu.
Lantaran membuat berita yang tak berdasar, ia membawa kasus itu untuk diselesaikan di Dewan Pers. "Beberapa online (dilaporkan), memang jadi ranah Dewan Pers. Paling ga (medianya) dipanggil, ya disuruh minta maaf saja," kata Dhani.