REPUBLIKA.CO.ID, -- Meski tanggapan negatif terus berdatangan, sutradara asal India Rupesh Paul tetap pada pendiriannya melanjutkan proyek film tentang hilangnya pesawat Malaysia Airlines, "The Vanishing Act".
Ia meyakinkan bahwa filmnya tidak akan memberi efek buruk kepada keluarga penumpang. Paul memiliki konflik sendiri untuk diceritakan, meski tetap terhubung (terinspirasi) dari peristiwa MH370.
"Film ini tidak akan didasarkan pada hal-hal yang bodoh. Tidak akan ada orang-orang bersenjata atapun alien," kata Rupesh Paul kepada The Hollywood Reporter, dikutip dari Aceshowbiz, Senin (19/5).
Meski demikian Paul tidak menampik rentetan kontroversi ini membantunya dalam publikasi. "Tetapi tetap kita tidak memusatkan pada soal penerbangan," kata dia. "Orang menginginkan film thriller, bukan dokumenter," katanya.
Sejumlah investor, bahkan dari negara Malaysia juga Cina menyatakan ketertarikannya untuk terlibat dalam proyek ini.
"Kami mendapat tawaran dari perusahaan Malaysia dan Cina untuk bekerja sama. Bahkan perusahaan Malaysia yang menghubungiku terlebih dahulu, bukan aku yang menghubungi mereka," kata dia.
Proyek 'The Vanishing Act' sebelumnya ditampilkan Paul di ajang Cannes Film Festival dengan memasang tagline "The untold story of the vanished Malaysian lifht".
Dari trailer yang ditampilkan, film ini akan mengangkat intrik dan perselingkuhan yang terjadi di kabin sebelum kecelakaan pesawat terjadi.
Pau rencananya akan merilis film tersebut pada bulan Agustus mendatang.