REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain sebagai model profesional, Nadya Hutagalung dikenal sebagai seorang aktivis lingkungan. Ia mendedikasikan waktu dan dukungannya untuk membela lingkungan.
Nadya membuat project besar pertamanya di Singapura bertajuk Eco-Homes yang berlangsung selama tiga tahun. Nadya juga pernah menjadi duta Singapura untuk World Wildlife Fund's Earth Hour dan kini banyak menyuarakan tentang Earth Hour Global sebagai dutanya.
Ia juga menjabat sebagai pengurus The Green School uang menyabet gelar "Greenest School on Earth" dari US Green Building Council.
Paling terbaru, Nadya menghabiskan waktunya satu bulan penuh di Afrika untuk membuat film dokumenter tentang eksploitasi gading gajah.
"Yang terjadi di sana justru karena orang Asia. Kita (Asia) sebagai konsumen gading terbesar. Kita harus belajar tentang itu dan dampak yang dari kita lakukan," ujar Nadya saat ditemui di Jakarta, Kamis (9/1) siang.
Namun begitu Nadya masih belum mau membicarakan proyeknya itu lebih jauh. Ia akan memaparkannya saat peluncuran program tersebut.
"Mudah-mudahan di kuartal pertama tahun ini," ungkap Nadya.
Namun, apa sebenarnya yang membuat Nadya begitu peduli dengan lingkungan?
"Kalau tidak ada lingkungan, kita tidak bisa hidup. Kita manusia perlu makan dan minum. Sekarang ini makanan lebih mahal, udara kacau. Untuk itu kita harus peduli," demikian Nadya.