Jumat 26 Apr 2013 15:27 WIB

Sponsor Rokok Dibatasi, Indonesia Terancam Sepi Konser

Grup musik asal Amerika, Weezer beraksi menghibur penggemarnya dalam konser di Lapangan Senayan, Jakarta, Selasa (8/3).  (Republika/Agung Supriyanto)
Grup musik asal Amerika, Weezer beraksi menghibur penggemarnya dalam konser di Lapangan Senayan, Jakarta, Selasa (8/3). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan rokok masih menjadi sponsor terbesar dalam sejumlah gelaran musik di Tanah Air. Namun, mulai tahun depan, pemerintah akan membatasi sponsor rokok.

Pembatasan tersebut tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 109 Tahun 2012, tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.

Hal ini kemudian mendapat kritikan dari sejumlah promotor. Salah satunya Java Festival Production, penyelenggara sejumlah event internasional seperti Java Jazz dan Java Rockinland.

Presiden Direktur PT Java Festival Production Dewi Gontha mengatakan, pada 2014 nanti pihaknya belum mendapatkan persetujuan sponsorship dari perusahaan rokok, mengingat PP tersebut akan berlaku efektif pada 2014.

"Tahun ini penyelenggaraan Java Jazz memang mendapatkan dukungan yang sangat besar dari industri rokok. 40% kebutuhan dana penyelenggaraan acara tersebut disupport dari industri rokok, dan selebihnya ditutup oleh sponsor lain. Dan dana dari pihak sponsor tersebut juga kami gunakan untuk mensubsidi para pengunjung. Sehingga pengunjung dapat menjangkau harga tiket dan mendapatkan hiburan yang berkualitas internasional,” kata Dewi Gontha dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat (26/4).

Dewi tidak menampik jika ada sponsor dari perusahaan lain, seperti industri telekomunikasi dan perbankan. Namun ia menyatakan sponsor rokok selalu menjadi sponsor utama gelaran yang ia gelar.

Jika sponsor rokok dibatasi, tidak serta-merta sponsor perbankan dan telekomunikasi bisa menutup kebutuhan pagelaran.

Dewi menyebut, konser-konser internasional selama ini secara langsung atau tidak telah menjadi alternatif promosi Indonesia ke dunia internasional.

Mestinya, lanjut Dewi, pemerintah mendukung acara-acara semacam ini, bukan malah mengeluarkan aturan-aturan yang membatasinya. "Pemerintah mendukung kami, tapi tidak sebanding," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement