Selasa 11 Dec 2012 07:22 WIB

You Tube Jadi Mesin Uang Baru Abad Ini

Rep: Citra Listya Rini/ Red: M Irwan Ariefyanto
Youtube.Ilustrasi
Foto: .
Youtube.Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,Mesin uang itu bernama YouTube. Maka, menjadi kaya dan tenar pada zaman internet ini cukuplah sekadar mengunggah video kocak yang menarik perhatian khalayak. Tidak percaya? Banyak yang sudah membuktikannya.

Salah satunya adalah Park Jae Sang (34 tahun) alias Psy, artis Korea Selatan yang tenar dengan lagu Gangnam Style. Joget tunggang kuda ala Psy mendunia lewat Youtube dalam setahun terakhir. Sebanyak 924 jutaan orang sudah menontonnya --sebuah rekor video terbanyak yang pernah ditonton warga dunia maya.

Tubemogul menghitung, Psy, lewat agennya YG Entertainment, sudah meraup sekitar 870 ribu dolar AS dari iklan ini. Jumlah serupa dibayarkan pengiklan kepada Google Inc sebagai pemilik layanan Youtube. "Iklan itu tarifnya bervariasi antarnegara. Negara maju tarifnya lebih mahal daripada negara berkembang," kata Kepala Kemitraan Youtube di Seoul, Brian Suh.

Psy tidak hanya meraup pundi-pundi uang dari Youtube. Single milik pria yang pernah ditangkap lantaran memiliki mariyuana pada 2001 ini juga laris di iTunes, portal musik digital milik Apple. Di iTunes AS, Gangnam Style sudah diunggah 2,9 juta kali dan menjadi penjualan terbanyak nomor satu atau dua sejak pekan awal rilis.

Nielsen SoundScan mencatat, iTunes telah menjual lagu Gangnam Style seharga 1,29 dolar AS. Dari total unduhan Gangnam Style, Apple menyimpan 30 persennya. Diperkirakan lewat unduhan ini Psy meraup tambahan 2,6 juta dolar AS.

Namun, uniknya sistem jual beli lagu digital ini, Psy justru tajir berkat pengunduh di luar negeri. Di Korsel sendiri kinerja penjualan lagunya tak istimewa. Ini karena sistem jual beli lagu digital di sana secara borongan. Per warga membayar 10 dolar AS per bulan untuk gratis mengunduh lagu sampai puas atau mendengar lagu secara streaming dengan membayar 0,2 sen per lagu.

Berapa yang dihasilkan Psy? Jumlahnya amat sedikit. Lagu Gangnam Style mentok dihargai 10 sen per unduhan di Korsel. Sementara, untuk dengar secara streaming lebih kecil lagi, yaitu 0,2 sen. Dari 0,2 sen, Psy mendapat bagian keuntungan 7,5 persen. Begitu dihitung total, warga Korsel mengunduh lagu Gangnam Style 3,6 juta kali dan mendengar secara streaming 40 juta kali sampai November saja. Psy hanya mendapat bagian 61 ribu dolar AS!

Bagaimana kinerja penjualan secara fisik? Ternyata jeblok. Penjualan cakram digital Gangnam Style jauh dari harapan. Di Korsel saja, penjualan CD Psy hanya menembus 102 ribu keping. Dari total penjualan CD tersebut, pria bertubuh tambun ini berhak memperoleh sembilan persen bagian atau sekitar 50 ribu dolar AS.

Video Gangnam Style juga membuat Psy jadi bintang iklan, terutama iklan televisi. Psy di negaranya membintangi iklan Samsung Electronics dan LG Uplus. Chung Yu-seok, analis dari Kyobo Securities, memperkirakan kontrak iklan televisi Psy itu sudah mencapai 4,6 juta dolar AS.

Sebelum Psy, mendadak tenar dan kaya dari Youtube adalah Justin Bieber. Pada 2007 Bieber menjadi megabintang pop gara-gara videonya di Youtube pada 2009 ditonton oleh Scooter Braun. Braun, agen pencari bakat dan mantan eksekutif So So Def, kemudian mempertemukan Bieber dengan Usher untuk audisi. Setelah itu, Bieber ngetop di mana-mana.

Video Bieber berjudul Baby kini sudah ditonton 810 juta kali di Youtube. Dengan perhitungan minimum bagi hasil iklan Youtube-Bieber, maka remaja ini mendapatkan sedikitnya 2,6 juta dolar AS.

Namun, tenar dan tajir dari Youtube bukan monopoli artis. Warga biasa juga bisa melakukannya. Ini persis pengalaman Howard Davis yang merekam polah dua anaknya, Harry (3 tahun) dan Charlie (1 tahun) pada 2007. Video itu ia unggah dengan judul Charlie Bite Me. Isinya, bagaimana Harry menjulurkan jarinya untuk digigit oleh Charlie. Harry meringis sakit, sementara Charlie tertawa senang.

Video ini ditonton 500 juta kali di Youtube. Analis dari the Times menuturkan, Howard Davies setidaknya berhasil membawa pulang 100 ribu poundsterling dari bagi hasil iklan video anak-anaknya. Howard ketika diwawancara Wall Street Journal mengelak memberi jawaban berapa ia mendapat keuntungan. "Saya bisa membeli rumah baru dari video itu," katanya.

Nasib penampil asal Indonesia tak seperti contoh di atas. Sinta-Jojo lewat parodi 'Keong Racun' dan Briptu Norman Kamaru yang memarodikan Chaiyya-Chaiyya hanya sempat tenar sebentar. Kemudian, mereka terbenam oleh video Youtube lainnya.

sumber : ap
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement