REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penulis Tere Liye menyadari kalau film yang diadaptasi dari novel memiliki tantangan yang sulit terelakkan. Tantangan itu adalah bagaimana memuaskan pembaca novel dengan menyuguhkan visualisasi yang sesuai.
"Tantangan adaptasi adalah bagaimana memuaskan pembaca novel," kata dia saat jumpa media usai pemutaran "Bidadari Bidadari Surga" di Jakarta, Selasa. "Bidadari Bidadari Surga" merupakan film yang diangkat dari novel karya Tere.
Sang penulis, Tere Liye, menyadari bahwa saat novel diadaptasi menjadi film, perbedaan antara visualisasi yang dibayangkan pembaca dengan interpretasi sutradara, adalah hal yang tak terelakkan.
"Saya berharap yang pernah baca novel dan nonton filmnya sadar kalau film ini adaptasi," kata pria itu seolah menegaskan bahwa film yang diangkat dari novel tidak bisa sama persis dengan sumber aslinya.
Selain "Bidadari Bidadari Surga", novel karya Tere Liye lain, yaitu "Hafalan Shalat Delisa" juga pernah diangkat menjadi film.
"Bidadari Bidadari Surga" bercerita tentang kehidupan Laisa (Nirina Zubir) yang mengucurkan cintanya untuk empat adiknya, Dalimunte (Nino Fernandez), Yashinta (Nadine Chandrawinata), Ikanuri (Adam Zidni), Wibisana (Frans Nicholas) dan ibunya (Henidar Amroe) tanpa mementingkan kepentingan sendiri.