Selasa 30 Oct 2012 19:14 WIB

Lagu Pop Daerah Juga Bisa Saingi K Pop

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamen Parekraf), Sapta Nirwandar
Foto: Antara
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamen Parekraf), Sapta Nirwandar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamen Parekraf), Sapta Nirwandar, mengatakan, lagu pop daerah sangat potensial untuk bisa menyaingi lagu Korean Pop (K-Pop) yang sedang populer dalam beberapa waktu terakhir.

"Kita memiliki ratusan budaya lokal yang siap diterjemahkan dalam karya-karya post-modernisme yang populer bahkan sanggup untuk menyaingi K-Pop sekalipun," kata Sapta Nirwandar di Jakarta, Selasa (30/10).

Ia menyayangkan saat ini lagu-lagu daerah yang merupakan salah satu warisan luhur bangsa cenderung tergilas popularitasnya oleh budaya asing termasuk Korean Pop.

Hal itu, kata dia, tampak semakin ironis manakala banyak stasiun televisi berjaringan nasional yang bersaing ketat merebut rating melalui program musik tetapi sangat jarang menampilkan lagu bernuansa kedaerahan.

"Ini berimbas pada makin surutnya minat generasi muda terhadap lagu yang berasal dari tanah kelahirannya," katanya.

Menurut dia, perlu ada upaya untuk menggugah kembali minat generasi muda terhadap lagu-lagu daerah. Apalagi, potensi lagu daerah yang besar karena sesungguhnya kesenian Indonesia sudah memiliki peminat khusus di pasar global.

Ia mencontohkan, musik gamelan saat ini sudah terdapat pada 35 stage di dunia. Bahkan di California, gamelan terdapat di 20 kota sedangkan di Jepang terdapat 52 sanggar kesenian Indonesia.

Terlebih saat ini ada kecenderungan post-modernisme yang mendorong tren dunia untuk mengejar identitas lokal sebagai warna dalam karya kesenian musik. Tren kecenderungan pemikiran semacam itu menjadi kesempatan yang tidak bisa dilewatkan oleh bangsa Indonesia yang memiliki ratusan kebudayaan lokal.

Pada dasarnya, kata Sapta, hal terpenting saat ini adalah mengoptimalkan nilai kelokalan terlebih dahulu sebelum memberikan sentuhan aspek-aspek yang bisa membuat sebuah musik untuk bisa "go" internasional, misalnya sentuhan manajemen dan teknologi.

Pihaknya mencatat kontribusi industri musik tradisional terhadap PDB mencapai 3,48 persen dari total kontribusi industri musik di tanah air. Sedangkan kontribusi industri kreatif secara keseluruhan terhadap PDB tercatat 7,8 persen. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement