REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW -- Penyanyi dan penulis lagu dari Islandia, Bjork, bergabung dengan para pendukung grup band Pussy Riot dan menyatakan dukungannya untuk pembebasan tiga anggota grup band yang ditahan tersebut.
Para personel Pussy Riot yang beraliran punk, adalah para personel anak muda Rusia yang berusia 20-30 tahun. Pemerintah Rusia menahan mereka dan mendakwa para personel tersebut karena aksi hooliganisme dalam penampilannya di Katedral Savior di pusat kota Moskow, Februari lalu. Aksi mereka ini adalah untuk meminta Presiden Rusia Vladimir Putin mundur dari jabatannya. "Sebagai musisi dan seorang ibu, saya ingin menyampaikan bahwa saya sangat tidak setuju jika mereka dipenjara karena unjuk rasa damai yang mereka lakukan," tulis Bjork dalam laman resminya, Jumat.
Bjork juga mengajak para personel Pussy Riot yang tidak ditahan untuk manggung bersama menyanyikan lagu perdamaian. Bjork bergabung dengan para selebriti dunia yang mendukung Pussy Riot seperti Madonna, Sting, Red Hot Chili Peppers, sutradara film Terry Gilliam, penulis lagu Peter Gabriel, dan aktor Danny DeVito.
Kasus Pussy Riot itu telah menjadi bahan pembicaraan masyarakat Rusia. Sebagian warga terpecah pendapatnya. Ada yang mendukung aksi tersebut dan ada yang meminta pemerintah bersikap keras terhadap aksi-aksi anak-anak muda Rusia yang melanggar etika.
Sidang Pussy Riot yang dipublikasikan secara besar-besaran berakhir pada Rabu lalu (8/8) di Moskow. Para terdakwa mengakui bahwa penampilan mereka merupakan "kesalahan etika," namun mengaku tidak bersalah atas dakwaan hooliganisme. Putusan akan diumumkan pada 17 Agustus mendatang.