Kamis 09 Aug 2012 06:03 WIB

'Perahu Kertas', Film Terberat Hanung Bramantyo

Rep: Adi Wicaksono/ Red: Yudha Manggala P Putra
Hanung Bramantyo
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Hanung Bramantyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sutradara papan atas Indonesia, Hanung Bramantyo, kembali hadir mewarnai belantika perfilman nasional dengan karya berkualitas. Bekerja sama dengan tiga rumah produksi sekaligus, Starvision, Bentang Pictures, dan Dapur Film, Hanung mengangkat cerita novel bestseller 'Perahu Kertas' ke layar lebar.

Bukan kali ini saja Hanung menggarap sebuah film berdasarkan cerita novel. Sebelumnya, ia sukses mentranformasi Ayat-Ayat Cinta, Jomblo, dan Perempuan Berkalung Sorban ke dunia audio-visual. 

Namun, ia mengaku, menggarap Perahu Kertas karya novelis sekaliber Dewi 'Dee' Lestari ini adalah proyeknya yang paling berat. Apa pasal?

"Penggambaran cerita dalam novelnya saja sudah sangat visual. Saya tidak punya banyak ruang untuk bereksplorasi. Alur ceritanya sudah sangat utuh dan sempurna. Menghilangkan beberapa bagian akan meruntuhkan bangunan cerita," kata Hanung dalam premier film Perahu Kertas di Jakarta, Rabu (8/8).

Atas pertimbangan ini pula, Perahu Kertas terpaksa dipecah menjadi dua bagian. Pengambilan gambar di Jakarta, Bogor, Bandung, dan Bali menghasilkan total durasi sepanjang 4,5 jam. Untuk menjaga kekuatan cerita dan tidak mengurangi detil-detil kekomplekan cerita Perahu Kertas, maka diputuskan untuk tidak memotong durasi tersebut secara signifikan.

Perahu Kertas sendiri mengisahkan pasang surut hubungan asmara antara Kugy (Maudy Ayunda) dan Keenan (Adipati Dolken). Kisah mereka berdua bermula ketika sama-sama menempuh bangku kuliah di Bandung. 

Kugy yang bercita-cita menjadi seorang penulis dongeng berkuliah di Fakultas Sastra, Kugy punya kebiasaan unik, yakni menuangkan perasaannya pada perahu kertas yang kemudian dilarungkannya di sungai. Sedangkan Keenan punya cita-cita menjadi seorang pelukis, namun dipaksa masuk Fakultas Ekonomi oleh ayahnya. Kugy dan Keenan diam-diam saling jatuh cinta. 

Namun, berbagai halangan merintangi hubungan keduanya. Kugy pun memilih menjauhkan diri dengan kesibukannya mengajar di Sakola Alit. Sedangkan Keenan memilih keluar dari kampus dan tinggal di Bali. Peristiwa demi peristiwa kemudian terjadi hingga mempertemukan mereka kembali di Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement