REPUBLIKA.CO.ID, KOBA, BANGKA TENGAH - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, Heru Irianto P, mengemukakan budidaya ikan lele lebih menguntungkan dibandingkan sektor usaha lainnya karena tidak membutuhkan modal besar.
"Usaha budidaya ikan air tawar saat ini lebih menguntungkan dibandingkan sektor usaha pertanian, pertambangan dan lainnya karena tidak membutuhkan modal besar dan dapat menghasilkan dalam waktu sekitar tiga bulan," ujarnya di Koba, Selasa (7/8).
Ia menjelaskan, untuk menghasilkan uang sekitar sebesar Rp 10 juta bukanlah hal yang sulit bagi seorang pembudidaya ikan lele karena uang sebesar itu dapat diperolehnya dengan membudidayakan sekitar 4.000 ekor lele saja dengan asumsi harga mencapai Rp 25 ribu per kilogram. Modal itu, kata Heru, tidak sebesar jika kita ingin bergerak di usaha penambangan timah, perkebunan dan lainnya.
Budidaya lele juga tidak membutuhkan lokasi usaha yang terlalu luas, waktu menghasilkan lebih cepat, pelaku usahanya masih bisa membuka usaha lainnya karena lele tidak membutuhkan perawatan yang begitu ekstra dan lainnya, tambah Heru.
"Apalagi saat ini lokasi yang dapat dimanfaatkan menjadi kolam masih tersedia cukup banyak seperti di belakang pekarangan rumah dan lainnya, sehingga usaha tersebut dapat dijalankan setiap orang," ujarnya.
Ditambah kebutuhan lele masyarakat dan pelaku usaha warung makan pecel lele saat ini terus meningkat dibandingkan sebelumnya seiring terus bertambahnya jumlah masyarakat yang membuka usaha pecel lele dan semakin terbiasanya masyarakat khususnya di Kabupaten Bateng mengkonsumsi ikan air tawar.
"Semua itu tentunya membutuhkan ketekunan dan keuletan dari setiap orang yang akan memilih terjun ke sektor usaha budidaya ikan karena jika profesi itu hanya dikerjakan setengah hati saja, maka hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan," ujar Heru.