Jumat 20 Jul 2012 13:22 WIB

Cita-cita Masa Kecil Bawa Arifah Juarai Olimpiade

Rep: Adi Wicaksono/ Red: Heri Ruslan
Arifah Nur Shadrina
Foto: dokpri
Arifah Nur Shadrina

REPUBLIKA.CO.ID, "Gantungkan cita-citamu setinggi langit". Pepatah sakti itulah yang membawa kaki Arifah Nur Shadrina melanglang buana ke dunia internasional hingga memenangi berbagai gelar bergengsi.

Cita-citanya mungkin bisa dibilang cukup sederhana. Namun, perjuangan dan proses untuk mewujudkan cita-cita itulah yang perlu diapresiasi setinggi langit.

Sebagaimana dialami setiap anak di belaham bumi mana pun, di masa kecilnya Arifah kerap diberondong pertanyaan oleh setiap orang, "Besok kalau sudah besar mau jadi apa?" Arifah kecil dengan lugas selalu menjawab, "Mau jadi dokter."

Masa-masa sekolahnya dari SD hingga SMA harus dijalani berpindah-pindah antara dua kota, Yogyakarta dan Cirebon. Namun, hal itu tidak menghalangi Arifah berprestasi di sekolah. Semasa di SMA, putri kelahiran 24 Oktober 1991 itu menjuarai lomba debat bahasa Inggris tahun 2006.

Cita-cita Arifah hampir jadi kenyataan ketika ia diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tahun angkatan 2009. Berkat ketekunan dan kecerdasannya, ia tak butuh waktu lama untuk menjadi asisten dosen di Kampus Biru. Ia bahkan dinominasikan sebagai Best Assistant of The Year 2011.

Prestasi Arifah tak berhenti di situ saja. Maret lalu, ia dipercaya mewakili Indonesia di Sirijaj International Microbiology and Immunology Competition (SIMIC) 2012 di Bangkok, Thailand. Pada kompetisi yang diikuti 22 tim dari berbagai negara di dunia itu, Arifah melaju hingga semifinal dan meraih juara ketiga.

"Pengalaman saya yang paling berkesan sewaktu berlomba di Bangkok, karena itu kompetisi internasional. Di sana saya bisa melihat bagaimana mahasiswa-mahasiswa dari berbagai negara belajar dan berkompetisi," kata putri pasangan Dwi Teffi Irianto dan Tuti Atikah itu.

Yang terbaru, Arifah baru saja merebut emas di Indonesian Medical Olympiad 2012 yang diselenggarakan di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Arifah dan rekan satu timnya, Ivan Wudexi, meraih podium tertinggi di cabang cardiorespirasi.

Di liar segudang kompetisi yang pernah diikutinya, Arifah pernah dipercaya menjadi deklarator Youth Millennium Drive 2011. Pembacaan deklarasi disaksikan langsung oleh perwakilan PBB, Abdurahman Sebubakara, dan Direktur United Nation Information Center (UNIC) Jakarta, Michele Zaccheo.

Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Arifah sangat percaya dengan kekuatan doa. Selain belajar secara teratur, ia tak pernah ketinggalan menunaikan shalat lima waktu dan berdoa untuk kedua orang tua.

"Semua ini tak akan bisa terwujud tanpa dukungan dan restu dari orang tua," ujar gadis yang memiliki hobi travelling dan membaca buku itu.

Saat ini Arifah tengah berkonsentrasi menamatkan pendidikannya di Fakultas Kedokteran UGM. Dengan menjadi dokter, Arifah berharap dapat berkontribusi dalam menciptakan generasi yang sehat secara fisik, mental, maupun karakter, khususnya bagi kaum perempuan.

"Ketika kaum perempuan sehat, terdidik, dan dapat berpartisipasi penuh di lingkungan sosial, maka kemajuan keluarga, masyarakat, dan bangsa akan terjamin. Meningkatkan pendidikan, kesehatan, dan hak-hak perempuan akan menjamin masa depan generasi berikutnya," paparnya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement