Ahad 03 Jun 2012 06:00 WIB

Senyawa Ayat Kauniyah dan Qauliyah di Mahameru

Cover Novel Tahta Mahameru
Foto: goodreads.com
Cover Novel Tahta Mahameru

 

Judul: Tahta Mahameru

Penulis: Azzura Dayana

Penerbit: Republika

Cetakan: 1, 2012

Halaman: viii + 380 halaman

Kesalihan adalah hikmah yang terserak di manapun, termasuk kokohnya gunung, beraraknya gugusan awan, dalam perjalanan menyatu dengan alam, kesederhanaan wahana pedesaan, hingar bingarnya kota atau kemolekan birunya bahari. 

Sebuah kolaborasi yang ritmik digambarkan oleh Azzura Dayana dalam novelnya “Tahta Mahameru”, melalui tokoh-tokohnya yang bertutur dengan manis dan penuh penjiwaan dengan penampilan setting lokasi yang hidup. Salah satu kegemaran penulis yakni backpacker membuat cerita di dalamnya tampak nyata ketika tokohnya berpindah dari satu lokasi ke lokasi yang lain, pulau ke pulau, membuat kita merasakan asyiknya berkeliling, serasa berlibur gratis lewat cerita.

Novel ini berkisah tentang jalinan persahabatan antara Faras, seorang gadis desa Ranu Pane di lereng Gunung Semeru dengan Raja Ikhsan, anak ibukota dari latar belakang keluarga broken home yang bertemu ketika Ikhsan melakukan pendakian. Persahabatan yang unik, karena Faras yang sederhana dan penyabar bisa berteman dengan Ikhsan yang angkuh dan jiwanya selalu diliputi dendam. Bahkan, perjumpaan mereka hanya terjadi dalam tiga pertemuan selama tiga pendakian.

Kegigihan Ikhsan untuk bertahan dalam kerasnya jiwa dan dendam yang semakin ia sulut, membuat Faras terketuk mengajak Ikhsan mengenal Allah. Tiga pertanyaan yang diajukan Ikhsan tentang hakikat hidup sebagai hamba Allah belum sempat terjawab. Ikhsan menghilang dengan dunianya tanpa bertemu lagi dengan Faras. Faras yang merasa berhutang jawaban mengejar keberadaan Ikhsan, yang akhirnya mempertemukannya dengan Mareta, sosok yang ternyata berhubungan dengan dendam Ikhsan.

Berhasilkah perjuangan Faras mencari Ikhsan dalam persahabatan uniknya? Dan bagaimanakah nasib Ikhsan dengan dendam yang sulit dipadamkan?

Cara bercerita penulis juga unik, yakni dengan memilih tiga sudut pandang dalam meramu kisahnya. Kita akan lebih mengenal ketiga tokoh di dalamnya, yang masing-masing berbeda karakternya. Tiap bab akan beda sudut pandang, jadi kita tak akan bingung, bahkan malah makin seru untuk mengikuti alur novel ini, seperti halnya bermain drama. 

Banyak hal menarik lainnya yang akan ditemukan dalam novel ini, di antaranya ilmu tentang dunia backpacker dan climbing, juga bertaburnya quote penuh hikmah dari Kahlil Gibran dan juga dari sang penulis sendiri. Namun yang pasti, ayat qauliyah-Nya tepat ketika disandingkan dengan ayat kauniyah-Nya sebagai pamungkas dari novel penuh hikmah ini.

Nama: Viana Wahyu W.

Facebook: www.facebook.com/viana.bidan

Twitter: @vianawahyuw

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement