Selasa 29 May 2012 02:00 WIB

Anak-anak Makin Lengket dengan Gadget

Rep: dessy susilawati/ Red: M Irwan Ariefyanto
Produk Galaxy Tab Samsung (kiri) dan iPad (kanan). Produsen kedua gadget ini terlibat perseteruan panjang di pengadilan.
Foto: Daily Tech
Produk Galaxy Tab Samsung (kiri) dan iPad (kanan). Produsen kedua gadget ini terlibat perseteruan panjang di pengadilan.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Gadget memang telah menjadi bagian dari kehidupan masya rakat masa kini. Tua-muda akrab dengan ponsel pintar, tablet, pemutar musik digital, maupun game console yang mudah dibawa kemana- mana. Lalu, seperti apa pengasuhan yang tepat untuk anak agar tak lengket dengan gadget? Psikolog Ratih Ibrahim mengajak orang tua untuk bijaksana mempertimbangkan gadget yang diakses anak. Peranti canggih tersebut mesti cocok untuk usia anak. “Pilih yang aman untuk dipegang, dimainkan dan digunakan anak.”

Ketika anak berkenalan dengan gadget, orang tua harus menjelaskan fungsinya dengan lengkap. Dengan begitu, anak bisa memanfaatkannya dengan tepat. “Lalu, buat batasan yang jelas tentang penggunaannya,” saran Presiden Direktur Personal Growth ini.

Batasan harus ditetapkan dengan gamblang. Pastikan ayah dan bunda serta pengasuh lain menegakkan aturan yang sama. “Main gadgetnya cukup di akhir pekan selama dua jam,” ujar Ratih.

Bermain gadget ada manfaatnya bagi anak. Mereka menjadi melek teknologi dan piawai menggunakannya. “Tanpa pembekalan norma dan pembatasan, anak akan selalu sibuk dengan gadget dan menjadi kecanduan,” papar Ratih. Kecanduan akan sangat mudah terdeteksi.

Anak yang mengalaminya memiliki terikatan tak terbatas dengan gadget. “Seolah tidak ada hal lain yang lebih penting dalam hidupnya,” ujar psikolog yang memfokuskan pemikirannya untuk anak-anak, perempuan, dan keluarga.

Anak yang kecanduan gadget akan menjadi murung atau uring-uringan ketika fasilitaas tersebut dijauhkan darinya. Fungsi pikirnya terganggu, begitupun dengan fungsi emosi dan sosialnya. “Sebelum itu terjadi, orang tua harus membiasakan anak menggunakan peranti canggih itu seperlunya,” kata Ratih.

Selain itu, dorong anak untuk terlibat dengan lingkungan sosialnya secara nyata. Ajak anak untuk mengembangkan minat dan bakatnya. “Tuntun ananda agar mandiri dan berkembang sesuai dengan tahapan perkembangan anak normal pada umumnya,” saran Ratih.

Teknologi terus berkembang. Begitu gadget baru dilepas ke pasar, anak dengan segera akan meresponsnya. Orang tua tak perlu selalu menuruti desakan anak untuk memilikinya. “Penuhi sebatas kemampuan ayah dan bunda serta perlu atau tidaknya,” papar Ratih.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement