REPUBLIKA.CO.ID, Ajal manusia memang tidak ada yang tahu. Manusia meninggal dunia bukan karena umur yang sudah lanjut. Berumur 50 tahun, 60 tahun, 70 tahun atau bahkan 100 tahun bukan jaminan bahwa ajal telah dekat.
Secara ilmiah wafatnya seorang manusia disebabkan rusaknya anggota tubuh, atau jaringan dalam tubuh yang yang tidak berfungsi normal. Satu jaringan yang rusak akan mempengaruhi jaringan-jaringan tubuh yang lain, karena semua jaringan telah terkoneksi menjadi satu sistem yang terpadu.
Tubuh yang sudah tidak mampu memproduksi sel-sel baru dan menggantikan sel yang sudah rusak juga akan memperparah kondisi manusia. Rusaknya fungsi jaringan dan produksi sel ini akan membuat tubuh tidak bisa menerima asupan dari luar, dan akhirnya meninggal dunia.
Dalam buku berjudul 'Mengubah Ajal, Memperpanjang Umur' ini, ingin mengajak pembaca berusaha menghindari penyebab yang dapat merusak diri. Sehingga memungkinkan kita untuk hidup lebih lama.
Buku ini juga menegaskan selagi aturan dan sunnatullah diikuti maka manfaat memperpanjang umur akan didapat. Tanpa harus mengenyampingkan keyakinan tentang takdir. Buku terbitan Maret 2011 oleh Almawardi Prima ini ditulis oleh Ustadz H. Saifuddin Aman, seorang penulis buku best seller berjudul 'Asmaul 'Udzma'
Buku ini juga mengkisahkan contoh manusia yang berumur panjang semasa zaman kenabian. Seperti Nabi Khidir, guru spiritual Nabi Musa As Dan Nabi Isa As juga masih hidup sampai sekarang. Selain itu kisah hidup Nabi dan orang saleh lain yang berusia ribuan tahun juga dijabarkan. Seperti Dzulqarnain yang hidup selama 3600 tahun, Nabi Nuh As yang hidup selama 2300 tahun. Salman Al-Farisi hidup 350 tahun.
Apa rahasia mereka dan apa yang bisa kita lakukan ? Bacalah buku ini untuk tahu lebih lanjut, atau kunjungi pekan pameran buku islam di Islamic Book Fair (IBF) 2012 di stand penerbit Almawardi Prima di Istora Senayan 11-18 Maret 2012. (Adv)
Judul : Mengubah Ajal Memperpanjang Umur
Penulis : Ustadz H. Saifuddin Aman (Penulis buku best seller "Asmaul 'Udzma")
Terbit : Maret 2012
Penerbit: Al-Mawardi Prima
Ikuti Whatsapp Channel Republika