Rabu 14 Mar 2012 06:32 WIB

Gamelan Bali Sejajar dengan Seni Musik Barat

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Prof Dr I Wayan Rai S.MA menegaskan, sekitar 17 jenis instrumen musik tradisional Bali (gamelan) berkembang di mancanegara, bahkan mampu sejajar dengan seni musik barat.

"Gamelan Bali mampu naik gengsi, bahkan gong kebyar menjadi kehormatan dalam menyambut tamu-tamu penting pada acara wisuda perguruan tinggi di Amerika Serikat," kata Rektor ISI) Denpasar Prof Dr I Wayan Rai. di Denpasar, Rabu (13/3).

Ia mengatakan, hasil penelitian yang dilakukan di sejumlah negara, masyarakat setempat sangat menikmati konser gamelan Bali yang disajikan seniman dan mahasiswa yang piawai memainkan aneka jenis alat musik Bali.

Ke-17 jenis alat musik tradisional Bali yang berkembang di mancanegara antara lain gong kebyar, angklung, semarandanu, gambang suling dan kebyar Ding. 'Suara Suling' yang menjadi sumber inspirasi tabuh ciptaan tahun 1963 berkembang di berbagai kampus seni dan komoditas masyarakat di mancanegara.

Musik tradisional Bali kini telah mendunia, bahkan dunia internasional mulai berkenalan dengan gamelan, sejak komponis Prancis Claude Debussy (1862-1918) menonton gamelan di Pameran Semesta yang digelar di Paris pada tahun 1889 untuk memperingati 100 tahun Revolusi Prancis.

Masyarakat benua belahan Eropa menurut Prof Rai semakin menaruh perhatian terhadap gamelan ketika kemudian pada tahun 1931, The International Colonial Ekxposition yang digelar di Perancis menampilkan pementasan gamelan dan tari dari Desa Peliatan, Gianyar, sebagai utusan pemerintah kolonial Belanda.

Prof Rai menambahkan, khusus di Jepang kesenian Bali mengalami perkembangan yang sangat pesat, bahkan di negeri Matahari Terbit itu tercatat 52 sanggar yang mengajar tabuh dari tari Bali.

Setiap sanggar sedikitnya mempunyai 175 anggota yang tertarik untuk mendalami tabuh dan tari Bali. Sanggar tari Bali di Jepang tersebut umumnya dirintis warga Jepang yang sebelumnya pernah melanjutkan pendidikan di ISI Denpasar, tutur Prof Rai.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement