REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bisnis pakaian tepatnya kaos oblong dan kemeja santai jadi bisnis yang menguntungkan. Namun, yang perlu diwaspadai adalah pembajakan. Sebab, dengan perkembangan teknologi komputer dan percetakan yang ada, urusan pembajakan jadi kian mudah.
Pendiri Distro Black ID, H Hartiman, mengatakan akibat pembajakan bisnisnya sempat dirugikan. Meski begitu, kerugian yang diperoleh tidak membuat usahanya bangkrut. "Pada tahun 2004 silam, Black ID lagi laris-larisnya. Apa yang kami buat selalu diburu konsumen. Namun, saat itu pula, pembajakan begitu marak," kata Imonz, sapaan akrab Hartiman saat berbincang dengan Republika.co.id, selepas menjadi pembicara dalam acara Bincang Bisnis Kreatipreneur Republika di Panggung Utama, Islamic Book Fair (IBF) 1433 H, Selasa (13/3).
Menurut Imonz, begitu cepat meluasnya area pembajakan hingga ia terpaksa melakukan aksi sweeping di tempat-tempat yang menjual produk Black ID bajakan. "Dari 2008-hingga kini, saya lakukan sweeping besar-besaran. Dari situlah, saya akhirnya tahu pentingnya hak paten untuk setiap merek yang diproduksi," ungkapnya.
Menurut Imonz, hak paten itu sangat membantu melindungi produknya. Sebab, ide dan kreatifitas itu nilainya cukup mahal. " Karenanya, saya selalu menyarankan kepada para calon entrepreneur untuk mendaftarkan paten itu," pungkasnya.