Selasa 21 Feb 2012 23:24 WIB

Yuk, Lihat Batik Hasil Kreasi Warga AS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebanyak sembilan batik rancangan warga negara Amerika Serikat yang merupakan pemenang kontes desain batik dipamerkan dalam 'American Batik Exhibition' di Jakarta.

"Pameran ini menampilkan sembilan batik karya warga Amerika yang merupakan pemenang dari kompetisi desain batik Amerika pada tahun lalu. Awalnya saya agak 'deg-degan' mengadakan lomba itu, tapi ternyata sambutannya luar biasa karena banyak yang ikut," ujar Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal saat membuka secara resmi pameran tersebut, Selasa (21/2) malam.

Sembilan rancangan batik tersebut, yakni hasil karya Elizabeth Urabe (Batik Divine Unity), Kelly Cobb (Batik Indigo dengan kode QR), Joanne Gigliotti (Matahari Terbit dari Timur dan Menyinari Barat), Jamie Stearns (Batik Cowboy), Jennifer Doheny (Limpah Ruah Kekayaan Alam),Nikki Pison (Bintang dan Garis), Arianna Toft (Batik Totem), Carol Steuer (Kuning Gandum) dan Ashley Bowman (Batik Pantai).

Dino menjelaskan, peserta kontes itu diperkenankan untuk menginterpretasikan batik ke dalam budaya Amerika. Contohnya, pemenang pertama desain batik tersebut, yakni Elizabeth Urabe mempunyai tema tentang kebebasan dan kemerdekaan dalam bentuk dan pola yang luas.

Kemudian pemenang kedua Kelly Cobb yang rancangannya memasukan unsur teknologi karena memiliki kode QR yang jika dipindai (scan) dengan "smartphone" langsung tersambung ke situs perancang tersebut.

"Batik saat ini, bukan lagi batik yang 200 tahun lalu karena batik ada ekspresi eksternal dan internal. Visi kita bagaimana nantinya batik Amerika, China, Jepang, Australia dan lainnya adalah batik yang mendunia. Batik adalah kekuatan, bukti budaya luhur Bangsa Indonesia," kata dia.

Dino juga menjelaskan, masyarakat Indonesia hendaknya bisa berlapang dada, tidak mengartikan batik dalam arti sempit. Dengan kata lain, bisa mempersilahkan negara lain untuk menginterpretasikan batik ke dalam budaya mereka.

"Selama nyawanya masih batik, saya kira tidak masalah. Kita jangan berpikiran sempit, dengan mengatakan budaya kita dicuri. Kalau dicuri berbeda kasusnya, misalnya, kamu punya handphone lalu saya ambil, maka itu dinamakan dicuri. Sedangkan batik berbeda kasusnya, karena ketika kita mengajarkan mereka tentang batik ilmu yang kita miliki tidak hilang," beber dia.

Sementara itu, Elizabeth Urabe mengatakan, sangat gembira bisa mendapatkan peringkat pertama dalam kontes tersebut. "Semangat dalam rancangan yang saya miliki adalah pentingnya keseimbangan baik kekuatan internal dan kecantikan eksternal," kata Urabe yang sudah belajar batik sejak 1995.

Perancang lainnya yang juga merupakan pemenang kedua, Kelly Cobb mengatakan, ketertarikannya terhadap batik dimulai karena dirinya tertarik simbol-simbol. Ditambah lagi di Indonesia setiap orang boleh mengenakan batik. "Saya belajar tentang sejarah batik dan kemudian membuat situs tentang batik," kata Cobb.

Cobb merancang batik karena terinspirasi dari batik Sudagaran yang terdapat galeri situs 'American Batik Design Competition' yang inovatif dan mengikuti perkembangan zaman dan menggabungkannya dengan Kode QR yang saat ini populer di dunia pemasaran.

Pameran itu diadakan di beberapa tempat di Jakarta, yakni Grand Indonesia Shopping Town (22 Februari-4 Maret), Museum Tekstil (6-31 Maret) dan Balai Sidang Jakarta (15-19 Februari).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement