Selasa 03 Jan 2012 16:58 WIB

Rupert Murdoch Mulai Main Twitter

Rep: Satya Festiani/ Red: Chairul Akhmad
Rupert Murdoch
Foto: Reuters
Rupert Murdoch

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Taipan media, Rupert Murdoch (80), memulai tahun baru 2012 ini dengan bermain Twitter. “Murdoch memiliki akun di Twitter yang bernama rupertmurdoch,” ujar Juru Bicaranya, Daisy Dunlop, Senin (2/1).

Pemilik News Corporation—salah satu media terbesar di dunia—ini telah menjaring lebih dari 74 ribu pengikut pada Senin pagi. Padahal, ia baru memulai "berkicau" dua hari sebelumnya saat libur tahun baru. Jumlah tweet yang ditulisnya pun baru 20. Akun Twitternya itu dilengkapi dengan foto Murdoch yang tengah tersenyum. Ia mengenakan kaos putih dan sweater biru muda.

Banyak yang meragukan keaslian akun Twitter tersebut, karena Murdoch saat ini sedang menjauhi sorotan masyarakat pebisnis dan kini sedang memulihkan diri dari tahun tersulitnya dalam bisnis. Kerajaan medianya sedang diawasi ketat karena penyadapan telepon yang disinyalir dilakukan korannya di Inggris.

Dalam beberapa tweetnya, Murdoch terlihat bosan dengan libur tahun barunya. Ia mengeluhkan banyaknya orang di Pulau St. Bart, pulau eksklusif di Karibia tempatnya bersembunyi. “Besok kembali kerja. Cukup menganggurnya!” ujar dia.

Dalam akunnya, Murdoch juga mengucapkan selamat tahun baru. “Selamat tahun baru 2012. Semoga lebih baik dari yang para ahli prediksi. Harus! Harus ubah semuanya untuk menyediakan pekerjaan bagi semuanya, terutama kaum muda,” tulis dia.

Beberapa pengguna Twitter merespon tweet Murdoch secara kasar. Beberapa orang malah kebingungan. John Prescott, mantan Deputi Perdana Menteri Inggris, merespon tweet Murdoch yang tak terduga itu dengan jenaka. “Selamat datang di Twitter. Saya telah meninggalkan pesan tahun baru untukmu di pesan suara saya,” tulis Prescott.

Tahun lalu, Murdoch terpaksa menutup salah satu medianya, The News of the World, karena rumor yang menyebutkan reporternya melakukan pembajakan telepon. Korban-korbannya termasuk selebritis, atlet, dan pembunuh remaja. Skandal tersebut telah merusak keuangan Murdoch dan menimbulkan keraguan apakah keluarganya dapat memegang kendali perusahaan yang memiliki saham penting di koran, majalah, film, televisi, dan percetakan.

sumber : Reuters/AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement