Senin 26 Sep 2011 18:33 WIB

Paramitha Rusady -- Peduli Perdamaian

Rep: hiru muhammad/ Red: M Irwan Ariefyanto
Paramitha Rusadi
Paramitha Rusadi

REPUBLIKA.CO.ID GIANYAR — Bagi Paramitha Rusady, penundaan penyambutan Gong Perdamaian di Gianyar, Bali, sempat membuat dirinya kecewa. Acara yang berlangsung pada 21 September lalu, awalnya akan ditunda. Pemerintah Daerah Gianyar Bali, tadinya akan memindahkan waktunya beberapa hari ke depan. Untung, penundaan itu dibatalkan. Acara ini berlangsung dengan meriah. Mitha, panggilan akrab Paramitha pun bisa bernafas lega.

Kekecewaan Mitha terutama ditujukan kepada pemerintah pusat. ‘’ Hari ini memang dirayakan oleh seluruh dunia. Jadi kalau diundur, kita merasa nggak semestinya,’’ sesal Mitha, Rabu malam (21/9), di rumah kediaman Bupati Gianyar, Bali.

Di pegelaran itu, Mitha tampil bersama kakaknya, Ully Sigar. Ia bersama sejumlah seniman lainnya ikut menyambut Gong Perdamaian. Mitha, yang mengenakan pakaian warna merah muda malah didapuk memukul gong perdamaian.’’Kerusuhan sudah terlalu banyak di Indonesia ini. Kita harus bisa menjaga perdamaian,’’ katanya.

Istri Nenad Bago ini juga tampak  antusias menyambut kedatangan gong Perdamaian Dunia yang diusung dari pulau Jawa. Bersama suami tercinta, Mitha dengan sabar menanti kedatangan gong yang sudah berusia 400 tahun lebih itu ke Gianyar.  Gong yang kabarnya telah diusung ke-40 negara itu dibawa ke Bali dengan dikawal sejumlah seniman.

Awalnya, Mitha sempat pesimis dengan penyelenggaraan acara ini, karena waktunya terbatas. Sampai akhirnya ia meminta bantuan kepada Ketua Persatuan Artis Film Seluruh Indonesia (PARFI), Aa Gatot Brajamusti.

Penyambutan gong perdamaian ini dihadiri lebih dari seribu warga Bali. Berbagai hiburan musik dan tari disuguhkan dalam penyambutan itu. Tak lupa, di acara itu,  Mitha pun ikut menyumbangkan suaranya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement