Kamis 31 Jul 2025 14:15 WIB

Tulola Eksplorasi Makna Identitas dalam 'Kawan Nusantara' 2025

Salah satu sorotan adalah koleksi 12 art-wear berupa tas edisi terbatas.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Koleksi Artwear Tulola yang dipamerkan dalam Kawan Nusantara: Identitas di The Dharmawangsa Jakarta, Kamis (31/7/2025).
Foto: Dok. Republika/Gumanti Awaliyah
Koleksi Artwear Tulola yang dipamerkan dalam Kawan Nusantara: Identitas di The Dharmawangsa Jakarta, Kamis (31/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Identitas bukanlah sekadar kata, ia adalah denyut nadi yang berdetak dalam setiap goresan seni, setiap ukiran tangan, dan setiap simfoni kearifan lokal yang lestari. Dalam laju dunia yang terus berubah, kebutuhan untuk terhubung kembali dengan akar inilah yang mendasari sebuah inisiatif Tulola.

Tulola, bersama kekuatan sinergis dari BCA dan Pertamina, mempersembahkan "Kawan Nusantara: Identitas". Acara ini adalah sebuah perayaan hidup akan kolaborasi seni, kekayaan budaya, dan pesona kerajinan lokal, yang siap membentangkan kisah indahnya di The Dharmawangsa Jakarta, pada 31 Juli hingga 1 Agustus 2025.

Baca Juga

Founder & Creative Conceptor Tulola, Happy Salma, mengatakan tema "Identitas" lahir dari keinginan untuk mengajak publik kembali menyelami diri seutuhnya. Menurutnya, identitas tak hanya dibentuk oleh sejarah, tapi juga pengalaman personal, nilai keluarga, hingga interaksi sosial.

"Itulah yang menjadi inspirasi kami dalam Kawan Nusantara tahun ini. Lewat karya-karya yang kami persembahkan, kami ingin mengajak orang untuk kembali melihat ke dalam, mengenal dirinya, dan memahami dari mana mereka berasal," kata Happy dalam konferensi pers di The Dharmawangsa, Kamis (31/7/2025).

Salah satu sorotan dari acara ini adalah koleksi 12 art-wear berupa tas edisi terbatas, yang hadir dalam instalasi visual menarik. Koleksi ini adalah hasil kolaborasi lintas bidang, dari fashion kontemporer Garden of Solo, sutradara Garin Nugroho lewat film pendek Kegelisahan Sinta, hingga arsitek Trianzani Sulshi yang mengolah relasi antara ruang dan identitas.

Founder & Creative Designer Tulola, Sri Luce Rusna, mengatakan koleksi art-wear ini adalah hasil riset panjang tentang bentuk-bentuk simbolik dalam tradisi Nusantara yang dimaknai ulang untuk konteks hari ini. Desain dikembangkan dengan pendekatan kontemporer namun tetap mengakar pada teknik tradisi yang adiluhung.

"Struktur tas dirancang seperti ruang ekspresi-masing-masing mewakili babak narasi Warisan, Komunitas, Dunia Baru, dan Legacy. Setiap detil ukiran, sambungan, hingga pemilihan batu mulia kami kerjakan dengan pendekatan yang sangat personal," kata Sri Luce.

Gagasan dan desain tersebut dijalin oleh tangan-tangan terampil para pengrajin atau artisan di Tulola yang memiliki keahlian khusus. Proses pengerjaan setiap produk ini seluruhnya menggunakan tangan (handmade) dengan kombinasi bahan 92,5 persen perak murni, kemudian dilapisi emas 18 karat (gold dip), memerlukan waktu tiga pekan untuk setiap produknya.

Selain karya instalasi, Tulola juga meluncurkan koleksi Artwear "Identitas" terdiri atas 41 items berupa anting, brooch, sirkam, kalung gelang, dan  items One of A Kind, yang memadukan kepiawaian pekerjaan tangan dengan teknik seni perhiasan adiluhung Nusantara. Program ini juga menggandeng sembilan jenama UMKM Indonesia yang memiliki semangat kearifan lokal, menghargai warisan leluhur, namun dinovasikan dengan modern sesuai zaman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement