Kamis 07 Apr 2011 21:07 WIB

Hanung: MUI Harusnya Lebih Dewasa dan Bijak ke Dunia Film

Rep: mg18/ Red: Stevy Maradona
Hanung Bramantyo dan film Tanda Tanya yang menyulut kontroversi
Foto: Republika
Hanung Bramantyo dan film Tanda Tanya yang menyulut kontroversi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—-Baru beredar sehari di bioskop, film Tanda Tanya karya Hanung Bramantyo sudah mengusik Majelis Ulama Indonesia dan GP Ansor. Kedua organisasi itu mengkritik apa yang ingin Hanung sampaikan lewat filmnya.

Bagiamana tanggapan Hanung? Ia menanggapinya dengan dingin. Menurut Hanung, tiap orang memiliki interpretasi yang berbeda soal filmnya. “Saya tidak bisa melarang persepsi (orang pada film saya),” kata Hanung, Kamis.

Menanggapi tudingan KH. Cholil Ridwan dari MUI bahwa Hanung adalah orang yang tidak paham agama bahkan sok tahu tentang agama, Hanung memilih diam.

Bilamana filmnya ditarik dari peredaran, Hanung mengatakan penarikan film adalah tindakan yang tidak demokratis. Hanung berharap MUI bisa lebih dewasa dan bijak terhadap perkembangan dunia perfilman dan modernisasi.

Sebelum film ini, Hanung juga sempat menyulut kontroversi lewat film Perempuan Berkalung Sorban. Film Tanda Tanya mengisahkan tentang konflik keluarga dan pertemanan  yang terjadi di sebuah area dekat Pasar Baru, dimana terdapat Masjid, Gereja dan Klenteng yang letaknya tidak berjauhan, dan para penganutnya memiliki hubungan  satu sama lain.

Dikisahkan bahwa  terdapat 3 keluarga dengan latar belakang yang berbeda. Keluarga Tan Kat Sun  memiliki restauran masakan Cina yang tidak halal, Keluarga Soleh, dengan masalah Soleh sebagai kepala keluarga yang tidak bekerja namun memiliki istri yang cantik dan soleha, Keluarga Rika, seorang janda dengan seorang anak, yang berhubungan  dengan  Surya, pemuda yang belum pernah menikah. Hubungan antar keluarga ini dalam kaitannya dengan masalah perbedaan pandangan, status, agama dan suku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement