Sabtu 13 Nov 2010 01:25 WIB

Relokasi 10 Pohon Raksasa, UI Klaim Ukir Rekor Dunia

Rep: Bilal Ramadhan / Red: Endro Yuwanto
Kampus UI
Foto: Musiron/Republika
Kampus UI

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Berhasil merelokasi 10 pohon raksasa, Universitas Indonesia (UI) mengklaim telah mengukir rekor dunia. Sejumlah pohon jenis African Baobab atau di Indonesia kerap disebut Ki Tamblek tersebut dipindahkan dari Desa Manyingsal, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang, ke halaman depan Gedung Rektorat UI, Jumat (12/11) pagi.

Rektor UI, Prof Dr der Soz Gumilar Rusliwa Somantri, mengatakan, pemindahan 10 pohon itu merupakan peristiwa yang spektakuler karena memindahkan lebih dari tujuh pohon raksasa pertama di dunia. Pasalnya pohon African Baobab memiliki diameter 4,2 meter, tinggi 30 meter dan berat mencapai 120 ton.

“Dari literatur yang kami baca, belum pernah ada yang melakukan relokasi pohon raksasa sebanyak ini. Ini rekor dunia,” ujar Gumilar dalam jumpa pers kepada para wartawan di halaman depan Gedung Rektorat UI Depok, Jumat (12/11).

Gumilar menuturkan, ide untuk melakukan relokasi pohon raksasa itu diawali saat dirinya melakukan perjalanan ke Eropa dua tahun lalu. Saat di Jerman, ia menemukan sebuah artikel yang menyebutkan keistimewaan superfruit, yaitu African Baobab/ Adansonia Digitata.

Dalam artikel tersebut diberitakan jika buah dari pohon African baobab mengandung vitamin C sebanyak enam kali lebih besar dari yang terkandung dalam Jeruk, serta memiliki kadar kalsium lebih banyak dari susu. Selain itu, daunnya dapat dijadikan lalap atau sayur. Sedangkan kulitnya dapat digunakan untuk berbagai keperluan masyarakat sehari-hari, seperti membuat tali dan pakaian.

Dari semua keistimewaan yang terkandung di dalamnya, tambah Gumilar, pohon tersebut berpotensi dapat menjadi pohon masa datang untuk mengawal peradaban manusia (sustainable future). Pohon ini juga dapat menjadi solusi dalam menghadapi kekurangan pangan, air dan energi pada isu pemanasan global, perubahan iklim dan pertambahan penduduk yang terus mengalami peningkatan.

Lalu, kata Gumilar, timbullah ide untuk menanam pohon itu di halaman UI dan memasyarakatkannya. Pihaknya kemudian bekerja sama dengan Majalah Trubus untuk mencari pohon tersebut dan akhirnya menemukannya di Subang, Jawa Barat. “Saya memutuskan melakukan pemindahan pohon ke kampus UI untuk keperluan riset, karena UI memiliki program studi herbal. Pemindahan awal sudah 5 pohon, ditambah 5 lagi, jadi kami punya 10 pohon,” ucapnya.

Kepala Proyek PT Waskita Karya Heri Indriarto mengatakan, sedikitnya membutuhkan alat berat (crane) dan mobil trailer terbesar untuk memindahkan satu pohon. Setiap pohon, kata Heri, menghabiskan anggaran hingga Rp 100 juta. Bahkan, lanjutnya, salah satu pohon yang diangkut, mengalami gangguan teknis dalam perjalanan. Trailer pengangkut pohon sempat terjeblos lubang saat mengangkut pohon tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement