Sabtu 17 Jul 2010 07:18 WIB

Pemutih Wajah Pria di India Bikin Heboh, Ada yang Bilang Rasisme

Pemutih wajah pria
Foto: RNW
Pemutih wajah pria

REPUBLIKA.CO.ID,Sebuah iklan krim pemutih wajah di Facebook memancing debat panas. Iklan ini mendorong laki-laki di India untuk memutihkan wajah. Lucunya, debat tidak terjadi di India - di mana pemutih wajah dilihat sebagai alat memanjat tangga sosial - tapi di Barat. Orang Barat menganggap memutihkan wajah sama saja dengan mendukung rasisme.

Komentar-komentar di Facebook secara umum berisi pujian mengenai krim pemutih yang diproduksi oleh perusahaan perawatan kulit Vaseline. Menurut, para lelaki India, ini ide brilian. Kishore Jadhav menulis,"Saya suka ini." Lelaki lain, Sanjay Nirupam, berkomentar,"Ini produk bagus."

Sedangkan protes cenderung terdengar dari kalangan perempuan-perempuan kulit putih. Erica Naylor menanggapi: "Memutihkan kulit? Ih, rasisme."

Di India, orang-orang tak mengerti kenapa harus meributkan pemutih wajah. Krim pemutih sudah dipasarkan di India sejak 27 tahun lalu. Namun pertumbuhan pasar kosmetik laki-lakilah yang menarik perhatian dan memancing debat apakah kulit putih lebih baik ketimbang cokelat atau sawo matang.

Pada tahun 2009, dalam survei yang dilakukan dating site Shaadi.com terhadap 12.000 orang terungkap bahwa warna kulit adalah kriteria terpenting dalam memilih pasangan di India utara.

T.K. Oommen, dosen Sosiologi Universitas Jawaharlal Nehru, mengatakan,"Kecemasan laki-laki makin meningkat. Mereka ingin memiliki kulit putih. Orang India percaya, kulit putih masuk ke dalam kasta yang lebih tinggi, yaitu Brahmana."

Iklan di Facebook menampilkan aktor Bollywood Shahid Kapur. Application mereka di situs jejaring sosial itu juga memungkinkan orang secara digital mengubah warna kulit mereka di foto profil. Panjar Parihar dari Omnicom, agensi iklan yang bekerja untuk Vaseline, menyatakan, "Kami mulai mengiklankan produk ini pada minggu kedua Juni, dan responsnya luar biasa."

Pertumbuhan Pasar

Krim pemutih wajah pertama untuk laki-laki diproduksi oleh perusahaan kosmetik raksasa Emami tahun 2005. Sejak saat itu, Garnier, L'Oreal, Nivea, dan sekarang Vaseline juga memproduksi krim serupa. Krim ini membunuh melanin, pigmen yang menyerap cahaya ultra violet dan menghitamkan kulit.

Menurut riset pasar Nielsen, bisnis krim pemutih wajah di India berharga sekitar 500 juta dolar. Tahun lalu, penjualan produk kosmetik laki-laki meningkat 25%, lebih tinggi dibanding penjualan kosmetik perempuan yang hanya bertambah 17%.

Editor majalah laki-laki India Man's World menyatakan, walaupun harganya tidak murah, sekitar 5-40 dollar (Rp 45 ribu-Rp 360 ribu) per kemasan, masyarakat kelas menengah India tetap membeli krim pemutih, karena menurut mereka, kulit putih lebih bagus dari yang gelap. Radhakrishnan Nair mengatakan pada Radio Nederland:

"Kulit putih benar-benar jadi tren dan diinginkan di India. Kulit putih diasosiasikan dengan kekayaan dan kemapanan. Banyak laki-laki menggunakan krim wajah istrinya. Sepertinya, gejala ini ditangkap pengusaha. Mereka berpikir: meluncurkan krim pemutih untuk laki-laki adalah ide bagus."

Pasar krim pemutih wajah di India diperkirakan akan terus berkembang. Perdebatan di sekitarnya juga tak akan berhenti: apakah krim pemutih mendukung konsep rasisme dan memecah-belah masyarakat, ataukah hanya alat mempercantik diri - baik untuk laki-laki maupun perempuan? Ah, mbuhlah..   

sumber : radio netherland
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement