REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK — Bulan di langit dilaporkan akan tampak sedikit lebih besar dan lebih terang pada Senin (6/10/2025) malam. Bulan yang akan muncul tersebut akan menjelma menjadi suatu fenomena yang dikenal sebagai supermoon.
Supermoon yang muncul pada Oktober merupakan fenomena pertama yang akan terjadi sebanyak tiga kali selama tahun ini. Supermoon terjadi ketika bulan purnama berada lebih dekat ke bumi dalam orbitnya. Hal ini membuat bulan tampak 14% lebih besar dan 30% lebih terang daripada bulan paling redup tahun ini, menurut NASA.
Perbedaan tipis tersebut terjadi beberapa kali dalam setahun. Perbedaan ini terkadang bertepatan dengan peristiwa astronomi lainnya seperti gerhana bulan."Ini sebenarnya bukan hal yang luar biasa," kata Derrick Pitts, kepala astronom di Franklin Institute di Philadelphia.
Semua orang di dunia dapat melihat supermoon tanpa peralatan khusus jika langit cerah. Meski demikian, masyarakat bisa sulit membedakan mana supermoon dan bulan biasa, khususnya jika mereka belum mengamati bulan normal pada malam-malam sebelumnya.
"Jika Anda keluar dan hanya melihat bulan saat berada sangat tinggi di langit, tidak ada hal yang yang dapat memberi Anda gambaran tentang seberapa besar penampakannya," kata Pitts.
Lihat postingan ini di Instagram
Dalam pengamatan terbaru, bulan akan melewati jarak sekitar 361.459 kilometer dari bumi. Supermoon terdekat tahun ini dijadwalkan terjadi pada November, diikuti fenomena yang sama pada Desember.
Pertunjukan angkasa ini akan berlanjut pada 2026 dengan dua gerhana bulan yakni gerhana total di sebagian besar Amerika Utara, Asia, dan Australia pada Maret. Sementara itu, gerhana parsial terjadi pada Agustus di seluruh Amerika, Afrika, dan Eropa.