Senin 15 Sep 2025 15:56 WIB

Psikolog Ungkap Alasan Lulusan SMA Ambil Gap Year

Gap year umumnya berlangsung selama enam hingga 12 bulan.

Siswa SMA (ilustrasi). Psikolog mengungkapkan alasan sebagian siswa SMA memilih gap year.
Foto: Republika/Prayogi
Siswa SMA (ilustrasi). Psikolog mengungkapkan alasan sebagian siswa SMA memilih gap year.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gap year atau masa jeda pendidikan terkadang menjadi pilihan bagi lulusan SMA untuk mengeksplorasi diri sebelum melanjutkan ke jenjang berikutnya. Namun, istilah ini sering kali menimbulkan berbagai persepsi di masyarakat, baik positif maupun negatif.

Psikolog pendidikan dan Konselor SMP dan SMA Cikal Amri Setu, Efika Fiona Gultom, M. Psi., mengatakan fase gap year umumnya berlangsung selama enam hingga 12 bulan sebelum mereka menentukan langkah selanjutnya, baik itu melanjutkan studi ke perguruan tinggi, memasuki dunia kerja, atau pilihan lainnya.

Baca Juga

Gap year merupakan kondisi break yang dilakukan setelah menyelesaikan masa pendidikan di SMA. Biasanya sekitar 6-12 bulan sebelum nanti akhirnya melanjutkan ke pendidikan tinggi atau bekerja atau keputusan apapun yang nantinya akan dilakukan setelahnya," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id pada Senin (15/9/2025).

Fiona, yang sering mendampingi para remaja di SMA Cikal Amri Setu, membeberkan empat alasan umum yang melatarbelakangi keputusan siswa untuk mengambil gap year. Pertama, adanya keinginan untuk mengeksplorasi dan mempersiapkan diri. Kedua, banyak yang memilih gap year untuk mengeksplorasi dunia kerja. 

"Ada berbagai macam alasan yang membuat murid memilih untuk gap year, misalnya ingin mengeksplorasi dan mempersiapkan diri sendiri, merefleksikan apa yang sebenarnya ingin dicapai oleh dirinya sebelum nantinya akan kembali dengan rutinitas pendidikan lanjutan. Selain itu, ada juga yang ingin mengeksplorasi dunia kerja atau dunia luar yang berbeda dengan kondisi saat ini untuk mendapatkan gambaran di lapangan terlebih dahulu sebelum terjun ke ilmu yang akan dipelajari lebih lanjut,” kata dia menjelaskan.

Alasan ketiga adalah kebutuhan untuk istirahat sejenak dari rutinitas belajar yang panjang. Setelah lebih dari 12 tahun menjalani pendidikan wajib, banyak siswa merasa lelah dan butuh jeda untuk mengisi ulang energi. Keempat, faktor usia menjadi pertimbangan, terutama bagi siswa yang lulus SMA di bawah usia 18 tahun.

Fiona menyebut pada dasarnya, semua alasan tersebut bermuara pada kesiapan diri. Baik bagi siswa maupun orang tua, gap year adalah kesempatan untuk mempersiapkan diri secara mental dan emosional sebelum memasuki tahapan hidup yang baru.

"Pada dasarnya, untuk mempersiapkan diri anak dan/atau orang tua supaya lebih siap untuk memulai tahapan jenjang pendidikan ataupun aktivitas selanjutnya. Gap year dapat dilihat sebagai kesempatan anak untuk memiliki waktu lebih banyak mengenali diri dan memperkaya dirinya dengan pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan real-life experiences,” ujarnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ameera Network (@ameeranetwork)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement