Jumat 05 Sep 2025 20:37 WIB

Hadapi Seruan Boikot BDS, Ini Serba Serbi Konser Reuni Radiohead

Band Inggris itu tetap jadwalkan tur Eropa meski desakan boikot menguat.

Band Radiohead. Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) menyerukan boikot terhadap tur konser Radiohead yang akan digelar pada akhir 2025.
Foto: Dok. AP Photo/Chris Pizzello
Band Radiohead. Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) menyerukan boikot terhadap tur konser Radiohead yang akan digelar pada akhir 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Tujuh tahun sejak penampilan langsung terakhirnya, Radiohead resmi kembali ke panggung. Band asal Inggris itu mengumumkan tur Eropa dengan 20 jadwal konser di lima kota besar, yakni Madrid, Bologna, London, Kopenhagen, dan Berlin pada November–Desember 2025.

Tur ini akan menjadi reuni pertama Radiohead sejak 2018. Di tengah seruan boikot dari gerakan pro-Palestina Boycott, Divestment, Sanctions (BDS), permintaan tiket diperkirakan masih sangat tinggi.

Baca Juga

BDS menyerukan boikot tur karena sejarah Radiohead tampil di Israel. Kontroversi ini bermula dari konser Tel Aviv 2017 yang tetap digelar meski ditentang tokoh publik seperti Roger Waters dan Desmond Tutu. Belakangan, gitaris Radiohead Jonny Greenwood juga menuai kritik setelah tampil bersama musisi Israel, Dudu Tassa, di Tel Aviv pada 2024.

PACBI (Kampanye Palestina untuk Boikot Akademik dan Budaya Israel) menuding Greenwood “melewati batas”. Greenwood menolak tuduhan itu, menyebut pembatalan konser di Inggris disebabkan alasan keamanan karena venue mendapat ancaman. “Membungkam artis tidak akan membantu terciptanya perdamaian,” ujarnya kala itu, dilansir laman The Standard.

Vokalis Thom Yorke juga menyangkal memberi dukungan kepada Israel. “Bermain di sebuah negara bukan berarti mendukung pemerintahnya,” ujar Yorke. Pada Mei lalu, Yorke menambahkan sikap diamnya soal perang Gaza disalahartikan sebagai dukungan pada Israel, yang menurutnya sangat memengaruhi kesehatan mentalnya.

Melalui media sosial, BDS membagikan pernyataan dari PACBI yang menuding sikap diamnya Radiohead serta dukungan terhadap musisi Israel selama “genosida terhadap warga Palestina di Gaza” harus dibalas dengan boikot konser mereka.

“Bahkan ketika genosida Israel terhadap warga Palestina di Gaza mencapai fase paling brutal berupa kelaparan yang disengaja, Radiohead tetap diam. Salah satu anggotanya justru tampil bersama artis Israel yang menghibur pasukan Israel hanya beberapa kilometer dari lokasi genosida,” demikian bunyi unggahan BDS di Instagram.

Namun apakah seruan boikot akan berpengaruh pada penjualan tiket konser Radiohead? Sebab selama ini Radiohead tetap dianggap salah satu band paling dihormati di dunia. Bagi banyak penggemar, kesempatan menyaksikan mereka tampil setelah tujuh tahun vakum sudah cukup menjadi alasan membeli tiket.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement