Senin 01 Sep 2025 14:39 WIB

Empat Perempuan Inspiratif di Balik 17+8 Tuntutan Rakyat

Serangkaian tuntutan ini merupakan hasil konsolidasi aspirasi publik.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Salsa Erwina, Andhyta Firselly Utami, Abigail Limuira, dan Fathia Izzati.
Foto: Dok. Instagram
Salsa Erwina, Andhyta Firselly Utami, Abigail Limuira, dan Fathia Izzati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Koalisi masyarakat sipil merilis 17+8 Tuntutan Rakyat sebagai respons terhadap gelombang unjuk rasa yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Desakan ini mencakup tuntutan jangka pendek dan jangka panjang yang ditujukan kepada Presiden Prabowo Subianto, DPR, Polri, TNI, partai politik, dan kementerian sektor ekonomi.

Serangkaian tuntutan ini merupakan hasil konsolidasi aspirasi publik yang dikumpulkan melalui media sosial, siaran pers dari lembaga hukum, serta petisi daring. Di antaranya, desakan dari 211 organisasi yang dimuat YLBHI, siaran pers Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK), tuntutan demo buruh, serta pernyataan sikap dari mahasiswa magister kenotariatan Ul dan Center for Environmental Law & Climate Justice Universitas Indonesia.

Baca Juga

Proses perumusan 17+8 Tuntutan Rakyat turut melibatkan sosok perempuan muda inspiratif seperti Salsaer hingga Fathia Izzati. Yuk kenalan lebih jauh sama mereka.

1. Salsa Erwina Hutagalung

photo
Salsa Erwina - (Dok. Instagram/@salsaer)

Salsa Erwina Hutagalung adalah kreator konten dan diaspora Indonesia yang menetap di Aarhus, Denmark. la dikenal melalui podcast pengembangan diri "Jadi Dewasa" dan menjadi sorotan publik setelah melayangkan tantangan debat terbuka kepada anggota DPR Ahmad Sahroni.

Peristiwa ini dipicu oleh pernyataan Ahmad Sahroni yang menggunakan istilah "orang tolol sedunia" saat menanggapi wacana pembubaran DPR. Pernyataan tersebut menimbulkan reaksi di kalangan masyarakat.

2. Andhyta Firselly Utami

photo
Andhyta Firselly Utami. - (Dok. Instagram/@afutami)

 

Perempuan yang dikenal sebagai Afutami ini merupakan founder dari Think Policy yakni jaringan profesional muda yang mempromosikan pola pikir analitis untuk membuat kebijakan yang lebih baik lagi di Indonesia. Afutami pernah menempuh studi hubungan Internasional di Universitas Indonesia pada 2009-2013.

Saat berkuliah, ia aktif di berbagai organisasi dan juga kegiatan. Mulai dari mengikuti Ul Model United Nations Club, English Debating Society Ul, Badan Eksekutif Mahasiswa FISIP Ul, Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional Ul. Setelah lulus dari Universitas Indonesia, Andhyta Firselly Utami melanjutkan pendidikan di Nanyang Technological University pada 2013.

3. Abigail Limuira

photo
Abigail Limuira. - (Dok. Instagram/@abigailimuira)

 

Perempuan muda ini merupakan salah satu founder What is Up Indonesia. Didirikan pada Agustus 2020, WIUl adalah media independen berbasis sosial politik yang awalnya ditujukan untuk orang Indonesia yang dibesarkan di lingkungan internasional, sehingga keseluruhan berita dan artikel ditulis dalam bahasa Inggris. Abigail menyelesaikan studinya di Biola University mengambil jurusan Media and Cinema Arts.

Pada 2023, WIUl turut menggagas platform Bijak Memilih, sebuah platform berbasis teknologi yang membantu pemilih pemula membuat keputusan yang lebih cerdas dalam Pemilu 2024. Platform ini memenangkan MIT Solve Global Challenge 2023 atas kontribusinya dalam demokrasi dan akses digital.

Pada 2025, Abigail ikut menulis buku Makanya, Mikir!, yang membahas pola pikir kritis dan pengambilan keputusan sehari-hari. Buku ini terjual lebih dari 7 ribu eksemplar pada bulan pertama dan 11 ribu pada bulan kedua, serta merain status bestseller dalam dua bulan.

4. Fathia Izzati

photo
Fathia Izzati. - (Dok. Instagram/@kittendust)

 

Fathia adalah vokalis grup musik Reality Club dan lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia tahun 2018. la juga merupakan bagian dari Malaka Project, sebuah platform edukasi digital yang bertujuan memberdayakan generasi muda Indonesia. Melalui pendekatan yang menekankan logika, empati, dan pemikiran ilmiah, Malaka Project mendorong kerangka berpikir yang lebih kritis dan terbuka di kalangan anak muda.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Jerome Polin Sijabat ジェローム (@jeromepolin)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement