REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor peraih Oscar asal Spanyol, Javier Bardem, mengeluarkan pernyataan keras terhadap militer Israel (IDF). la mengecam tindakan mereka terhadap warga Palestina di Gaza sebagai bentuk teror yang menyerupai perlakuan Nazi.
Melalui unggahan di Instagram, bintang film No Country for Old Men itu menuduh tentara Israel menerapkan taktik teror dan dehumanisasi, seraya membandingkan perilaku tersebut dengan praktik kekejaman yang dilakukan rezim Nazi Jerman. Dalam postingannya, Bardem membagikan sebuah video yang menunjukkan seorang tentara Israel menembak mati anak Palestina untuk hiburan.
Bardem kemudian mengaitkan peristiwa tersebut dengan adegan dalam film Schindler's List di mana seorang perwira SS Nazi, Amon Goth, digambarkan secara sadis menembak tahanan dari balkon rumahnya. "IDF adalah Nazi. Ingat Amon Goth dalam Schindler's List? Seorang perwira SS sadis yang menembak tahanan dari balkon rumahnya hanya untuk hiburan. la mewakili banalitas kejahatan dan kekejaman tanpa hukuman dalam sistem militer yang menindas. Hari ini, logika teror dan dehumanisasi yang sama diterapkan IDF terhadap rakyat Palestina," kata Bardem seperti dilansir laman Roya News, Jumat (22/8/2025).
Bardem dikenal sebagai salah satu figur publik yang konsisten menyuarakan keprihatinan terhadap genosida di Gaza. la telah berulang kali menyerukan aksi internasional yang lebih kuat untuk menghentikan penderitaan warga sipil Palestina dan mendorong penegakan hukum humaniter internasional.
Pernyataan Bardem muncul di tengah tekanan global yang meningkat terhadap pemerintah-pemerintah Barat agar bertindak atas krisis kemanusiaan di Gaza. Pada hari Selasa, lebih dari 700 pemimpin bisnis, pendiri startup, dan profesional di Inggris menandatangani surat terbuka yang mendesak pemerintah Inggris segera menghentikan ekspor alat dan perlengkapan yang dapat digunakan dalam operasi militer Israel di Gaza.
Menurut laporan Al Jazeera, surat tersebut menuntut agar semua izin ekspor senjata dan perlengkapan militer dihentikan tanpa pengecualian, demi mencegah keterlibatan dalam potensi aksi genosida dan untuk menjunjung tinggi hukum internasional.