Selasa 15 Jul 2025 16:05 WIB

Hari Anak 2025 Dirayakan Serentak di Seluruh Sekolah se-Indonesia, Hidupkan Permainan Tradisional

Di dalam perayaan Hari Anak Nasional 2025 terdapat sejumlah agenda.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Anak-anak bermain angklung (ilustrasi).Menteri PPPA mengumumkan peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2025 akan diselenggarakan secara serentak di seluruh sekolah se-Indonesia.
Foto: Republika/Prayogi
Anak-anak bermain angklung (ilustrasi).Menteri PPPA mengumumkan peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2025 akan diselenggarakan secara serentak di seluruh sekolah se-Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, mengumumkan peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2025 akan diselenggarakan secara serentak di seluruh sekolah se-Indonesia. Inisiatif ini menandai komitmen pemerintah untuk memastikan bahwa semangat dan makna Hari Anak Nasional dapat dirasakan dan dirayakan oleh setiap anak di pelosok negeri, dari Sabang sampai Merauke.

Dengan melibatkan seluruh institusi pendidikan, diharapkan pesan-pesan penting tentang hak-hak anak, perlindungan, dan partisipasi anak dapat tersampaikan secara lebih efektif dan merata. "Kalau biasanya Hari Anak Nasional diselenggarakan di satu tempat di satu kota dengan menghadirkan perwakilan anak-anak seluruh Indonesia, maka peringatan tahun ini diselenggarakan di seluruh sekolah," kata Arifah dalam sesi konferensi pers di Universitas Negeri Malang, di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (15/7/2025).

Baca Juga

Arifah membeberkan di dalam perayaan Hari Anak Nasional 2025 terdapat sejumlah agenda, salah satunya permainan tradisional berbasis kearifan lokal. Digaungkannya permainan tradisional berbasis kearifan lokal ini bertujuan untuk meminimalkan anak-anak mengalami ketergantungan terhadap gawai.

Sebab, kata dia, penggunaan gedget berlebihan pada anak menjadi salah satu faktor munculnya tindak kekerasan. "Hasil penelitian kami, penyebab dari kekerasan terhadap anak, satu karena pola asuh, kedua penggunaan gadget, dan ketiga adalah faktor lingkungan," ujarnya.

Selain "membumikan" kembali permainan anak, pihaknya juga akan menyelenggarakan beragam kegiatan saat Hari Anak Nasional yang diperingati pada 23 Juli 2025, seperti menyanyikan lagu-lagu nasional dan daerah, bercerita dongeng pahlawan nasional, dan senam. Pada kesempatan itu, Arifah juga menyatakan telah melakukan deklarasi anti kekerasan terhadap perempuan dan anak bersama Universitas Negeri Malang, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).

Dengan adanya deklarasi itu, ia menegaskan bahwa semua jenis kekerasan menjadi perhatian bersama. "Menjadi kepedulian bersama, kami dari kementerian telah melakukan banyak hal ada pendampingan, penjangkauan, kunjungan-kunjungan untuk memberikan pendampingan untuk anak-anak yang mengalami kekerasan," kata dia.

Rektor Universitas Negeri Malang Prof Hariyono mendukung sepenuhnya konsep Hari Anak Nasional 2025 yang telah digagas oleh Kementerian PPPA. Menurutnya, teknis pelaksanaan yang sudah ada bertujuan membentuk karakter kuat pada anak, sehingga nantinya bisa melanjutkan pembangunan para pendiri bangsa.

"Agar (Indonesia Emas) di tahun 2045 terwujud dan bangsa ini menjadi bangsa yang berdaulat, maju dan sejahtera," kata dia.

Terkait deklarasi anti kekerasan terhadap perempuan dan anak, Hariyono menyatakan itu sejalan dengan cita-cita yang coba terus diwujudkan oleh segenap jajaran rektorat, dosen, dan mahasiswa di kampus pimpinannya. "Khususnya supaya mahasiswa memperoleh kebahagiaan yang sejati, yaitu tidak adanya perundungan dan tidak ada kekerasan dalam bentuk simbolik sampai kekerasan seksual," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement