Selasa 24 Jun 2025 09:57 WIB

Hunian Ramah Anak Jadi Incaran Kelompok Muda Dalam Cari Properti

Properti ramah anak mampu mendukung tumbuh kembang anak

Suasana Active Park  yang berada di Karawang Green Village 3 (KGV3), Jawa Barat, Selasa (30/4/2024). Citanusa Group menghadirkan Karawang Green Village 3 (KGV3), sebuah kawasan hunian seluas 28 Ha yang dilengkapi dengan area komersial didalamnya yang berada di kota Karawang. KGV3 menghadirkan suasana nyaman serta asri melalui konsep Home for Family dengan kelengkapan fasilitas ramah anak yang cocok untuk memenuhi tumbuh kembangnya. KGV3 menawarkan empat tipe rumah dengan harga sangat terjangkau, mulai dari harga Rp300 jutaan hingga Rp600 jutaan. Dengan cicilan mulai dari Rp2 jutaan per bulan, konsumen bisa mendapatkan fasilitas terbaik di kelasnya.
Foto: Republika/Prayogi
Suasana Active Park yang berada di Karawang Green Village 3 (KGV3), Jawa Barat, Selasa (30/4/2024). Citanusa Group menghadirkan Karawang Green Village 3 (KGV3), sebuah kawasan hunian seluas 28 Ha yang dilengkapi dengan area komersial didalamnya yang berada di kota Karawang. KGV3 menghadirkan suasana nyaman serta asri melalui konsep Home for Family dengan kelengkapan fasilitas ramah anak yang cocok untuk memenuhi tumbuh kembangnya. KGV3 menawarkan empat tipe rumah dengan harga sangat terjangkau, mulai dari harga Rp300 jutaan hingga Rp600 jutaan. Dengan cicilan mulai dari Rp2 jutaan per bulan, konsumen bisa mendapatkan fasilitas terbaik di kelasnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hunian ramah anak kian menjadi preferensi utama generasi muda dalam memilih tempat tinggal. Seiring meningkatnya jumlah keluarga muda di kawasan penyangga ibu kota, kebutuhan terhadap perumahan yang tidak hanya nyaman namun juga mendukung tumbuh kembang anak terus meningkat.

Fenomena ini terlihat di kawasan Cibubur dan sekitarnya, yang masih menjadi salah satu pusat pertumbuhan rumah tapak di Jabodetabek. Didukung oleh infrastruktur seperti Tol Jagorawi, JORR 2, dan LRT Jabodebek tahap I yang telah beroperasi, kawasan ini mengalami pertumbuhan nilai properti yang stabil.

Menjawab kebutuhan hunian yang ramah keluarga, PT Premier Qualitas Indonesia memulai pembangunan Junior Club House di Premier Estate 3, Kranggan, Cibubur. Fasilitas ini dirancang khusus sebagai ruang bermain anak yang aman dan menyenangkan, sekaligus mendukung interaksi sosial antarwarga.

“Kami menyadari bahwa rumah yang nyaman tidak hanya dilihat dari bangunannya saja, tetapi juga dari lingkungan dan fasilitas yang mendukung kualitas hidup penghuninya,” ujar Benoit Giroux, Direktur PT Premier Qualitas Indonesia.

Junior Club House ini menjadi bagian dari pengembangan tahap akhir kawasan hunian seluas 9 hektare tersebut. Selain kolam renang anak dengan permainan air seperti bucket dump dan seluncuran, fasilitas ini juga dilengkapi dengan ruang duduk semi-outdoor, toilet, loker, dan tempat bilas.

Keberadaan fasilitas bersama seperti club house kini dinilai penting oleh konsumen muda, tidak hanya untuk kenyamanan pribadi, tetapi juga sebagai ruang bersama untuk membangun komunitas. Di tengah gaya hidup urban yang semakin individualistik, kehadiran fasilitas yang mendorong interaksi sosial justru menjadi nilai tambah.

Premier Estate 3 sendiri telah dilengkapi dengan fasilitas utama seperti club house dewasa, gym, jalur jogging, dan taman bermain anak. Kehadiran Junior Club House melengkapi konsep kawasan ramah keluarga yang menjadi daya tarik utama bagi pasar properti muda.

Didukung oleh infrastruktur seperti Tol Jagorawi, JORR 2, dan LRT Jabodebek tahap I yang telah beroperasi, kawasan ini mengalami pertumbuhan nilai properti yang stabil. Harga median rumah tapak saat ini berkisar antara Rp 1,7 hingga 2 miliar, dengan variasi mulai dari Rp 750 juta untuk tipe sederhana hingga di atas Rp 2,8 miliar untuk segmen premium.

Sebagai pengembang, PT Premier Qualitas Indonesia telah membangun lebih dari 25 proyek hunian di kawasan BSD City, Pulomas, Sentul, hingga Bekasi, dengan konsistensi pada pengembangan lingkungan hijau dan fasilitas keluarga.

Langkah ini menegaskan pergeseran preferensi konsumen properti saat ini, dari sekadar rumah layak huni menjadi hunian yang memperhatikan aspek psikologis, sosial, dan perkembangan anak — menjadikan hunian ramah anak bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan kebutuhan utama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement