Selasa 10 Jun 2025 10:37 WIB

Aktor 'Game of Thrones' Liam Cunningham Geram Israel Tangkap Aktivis di Kapal Madleen

Liam Cunningham menganggap tindakan Israel sebagai perilaku menjijikkan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Aktor serial Game of Thrones Liam Cunningham mengecam tindakan Israel setelah mencegat kapal kemanusiaan Madleen.
Foto: EPA-EFE/JASON SZENES
Aktor serial Game of Thrones Liam Cunningham mengecam tindakan Israel setelah mencegat kapal kemanusiaan Madleen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Aktor Liam Cunningham, yang dikenal lewat perannya sebagai Ser Davos Seaworth dalam serial “Game of Thrones”, mengecam tindakan Israel setelah mencegat kapal kemanusiaan Madleen. Kapal yang membawa 12 aktivitis termasuk Greta Thunberg dan Rima Hassan itu sedang dalam misi pengiriman bantuan ke Gaza yang tengah dilanda krisis kemanusiaan akibat blokade dan agresi Israel.

Cunningham sendiri tidak ikut dalam pelayaran kapal sehingga tidak ikut ditahan oleh pasukan Israel. Namun menurut laporan CBS, aktor tersebut terlibat aktif dalam proses persiapan dan pemuatan bantuan di pelabuhan Catania, Italia, sebelum kapal berlayar pada 1 Juni.

Baca Juga

Melalui cicitan di platform X, ia menyampaikan kemarahannya atas tindakan Israel yang disebutnya sebagai pembajakan dan penculikan terhadap aktivitas sipil tak bersenjata. “Kapal diserang pada malam hari. Ditabrak, dinaiki secara paksa, dan 12 relawan diculik. Ini adalah perilaku menjijikkan dari rezim genosida di Tel Aviv,” kata Cunningham seperti dilansir laman Irish Star, Selasa (10/6/2025).

Baginya, apa yang terjadi terhadap ini adalah cerminan nyata dari kebungkaman dunia internasional terhadap penderitaa rakyat Palestina. Ia pu menyerukan agar lebih banyak tokoh publik dan masyarakat global menyuarakan solidaritas terhadap Gaza.

“Lawan dari cinta bukanlah kebencian, melainkan ketidakpedulian. Diam adakah bentuk keterlibatan #Gaza,” kata Cunningham di cicitan lainnya.

Pihak Freedom Flotilla juga menyebut tindakan Israel sebagai pembajakan laut terbuka dan menegaskan bahwa kapal mereka berada di perairan internasional ketika dicegat. Mereka juga merilis pesan-pesan prarekaman dari para aktivis sebagai bentuk antisipasi terhadap potensi pemutusan komunikasi oleh Israel.

“Kami membawa solidaritas, bukan senjata. Makanan, bukan propaganda. Obat-obatan, bukan kekerasan,” kata salah satu penyelenggara misi, Yasemin Acar, seperti dilansir laman CBS.

Sementara itu, Rima Hassan, anggota parlemen Eropa asal Prancis yang berdarah Palestina, sempat menulis unggahan emosional beberapa jam sebelum kapal dicegat oleh Israel. Dalam unggahannya, dia memperingatkan bahwa mereka kemungkinan besar akan ditahan secara ilegal oleh Israel dan meminta publik melanjutkan perjuangan jika komunikasi mereka terputus.

"Kami memiliki waktu kurang dari 24 jam sebelum ditahan secara ilegal oleh otoritas Israel yang ingin mencegah kami mencapai Jalur Gaza. Ketika kami tidak dapat lagi berkomunikasi dengan kalian, saya harap kalian akan terus melanjutkan perjuangan yang selama ini sangat berarti bagi kami,” kata Hassan.

Setelah tiga bulan blokade total yang diklaim untuk menekan Hamas, Israel mulai mengizinkan sebagian bantuan dasar masuk ke Gaza bulan lalu. Namun, para aktivis kemanusiaan memperingatkan bahwa bencana kelaparan tetap mengancam kecuali blokade dan perang berakhir.

Upaya sebelumnya yang dilakukan Freedom Flotilla untuk mencapai Gaza melalui laut juga gagal, setelah salah satu kapal mereka diserang oleh dua drone saat berlayar di perairan internasional dekat Malta. Kelompok tersebut menyalahkan Israel atas serangan itu, yang merusak bagian depan kapal. Hingga kini, Israel belum memberikan komentar terkait serangan drone tersebut.

Sementara itu, bantuan kemanusiaan Madleen dicegat oleh pasukan Israel saat menuju Gaza, dan tiba di pelabuhan Ashdod Israel pada Senin malam (9/6/2025), menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel. Pemerintah Israel membela tindakannya dengan dalih menjaga keamanan nasional dan mencegah penyelundupan senjata ke Hamas.

Namun, kritik internasional semakin menguat setelah gambar-gambar penahanan para aktivis beredar, dengan Greta Thunberg tampak dikawal aparat Israel dan kemudian ditahan di fasilitas imigrasi di Ramle. Rezim Israel juga menyatakan bahwa para aktivis akan dipulangkan ke negara masing-masing, dan mengklaim bantuan yang dibawa akan tetap dikirim ke Gaza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement