REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengusulkan syarat vasektomi bagi suami sebagai salah satu syarat keluarganya bisa menerima bantuan sosial (bansos) di Jawa Barat. Kebijakan ini dilakukan agar bantuan pemerintah tidak terus menumpuk pada satu keluarga yang tak terkendali jumlahnya.
Apa itu vasektomi?
Dilansir laman Cleveland Clinic, Rabu (30/4/2025), vasektomi adalah tindakan pembedahan kecil pada pria yang bertujuan sebagai kontrasepsi permanen. Prosedur ini dilakukan dengan memutus atau menutup saluran vas deferens, yaitu saluran yang membawa testis ke uretra. Dengan demikian, sperma tidak lagi keluar bersama air mani saat ejakulasi.
Vasektomi merupakan metode kontrasepsi yang efektif, aman, dan bersifat permanen. Namun, prosedur ini tidak bisa mencegah penularan infeksi menular seksual (IMS).
Di Indonesia, angka vasektomi masih sangat rendah. Merujuk data BKKBN, pada 2024 hanya kurang dari lima persen laki-laki di Indonesia yang menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom atau vasektomi. Rendahnya angka vasektomi ini tak lepas dari miskonsepsi bahwa vasektomi akan menimbulkan dampak pada kesehatan seksual pria. Padahal faktanya tidak demikian.
Apa yang terjadi pada pria setelah menjalani vasektomi?
Setelah vasektomi, testis akan tetap memproduksi sperma. Namun karena jalurnya sudah tertutup, sperma akan diserap kembali oleh tubuh secara alami. Vasektomi tidak akan memengaruhi dorongan seks (libido), kemampuan untuk ereksi, dan orgasme. Vasektomi juga tidak akan berpengaruh pada jumlah dan tampilan cairan mani, di mana air mani akan tetap keluar namun tanpa mengandung sperma.