Rabu 30 Apr 2025 12:23 WIB

Apa Itu Vasektomi yang Diusulkan Jadi Syarat Bansos di Jabar?

Vasektomi tidak akan memengaruhi dorongan seks (libido) dan kemampuan untuk ereksi.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Dokter melakukan vasektomi (ilustrasi). Vasektomi adalah tindakan pembedahan kecil pada pria yang bertujuan sebagai kontrasepsi permanen.
Foto: pxhere
Dokter melakukan vasektomi (ilustrasi). Vasektomi adalah tindakan pembedahan kecil pada pria yang bertujuan sebagai kontrasepsi permanen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengusulkan syarat vasektomi bagi suami sebagai salah satu syarat keluarganya bisa menerima bantuan sosial (bansos) di Jawa Barat. Kebijakan ini dilakukan agar bantuan pemerintah tidak terus menumpuk pada satu keluarga yang tak terkendali jumlahnya.

Apa itu vasektomi?

Baca Juga

Dilansir laman Cleveland Clinic, Rabu (30/4/2025), vasektomi adalah tindakan pembedahan kecil pada pria yang bertujuan sebagai kontrasepsi permanen. Prosedur ini dilakukan dengan memutus atau menutup saluran vas deferens, yaitu saluran yang membawa testis ke uretra. Dengan demikian, sperma tidak lagi keluar bersama air mani saat ejakulasi.

Vasektomi merupakan metode kontrasepsi yang efektif, aman, dan bersifat permanen. Namun, prosedur ini tidak bisa mencegah penularan infeksi menular seksual (IMS).

Di Indonesia, angka vasektomi masih sangat rendah. Merujuk data BKKBN, pada 2024 hanya kurang dari lima persen laki-laki di Indonesia yang menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom atau vasektomi. Rendahnya angka vasektomi ini tak lepas dari miskonsepsi bahwa vasektomi akan menimbulkan dampak pada kesehatan seksual pria. Padahal faktanya tidak demikian.

Apa yang terjadi pada pria setelah menjalani vasektomi?

Setelah vasektomi, testis akan tetap memproduksi sperma. Namun karena jalurnya sudah tertutup, sperma akan diserap kembali oleh tubuh secara alami. Vasektomi tidak akan memengaruhi dorongan seks (libido), kemampuan untuk ereksi, dan orgasme. Vasektomi juga tidak akan berpengaruh pada jumlah dan tampilan cairan mani, di mana air mani akan tetap keluar namun tanpa mengandung sperma.

Apakah vasektomi 100 persen efektif?

Satu-satunya cara untuk benar-benar menghindari kehamilan adalah dengan menghindari hubungan seksual. Namun dibandingkan kontrasepsi lain, vasektomi sangat efektif untuk mencegah kehamilan.

Tingkat kegagalan vasektomi sangat rendah. Dalam kasus yang jarang terjadi, sperma dapat melewati ujung vas deferens. Namun setelah periode transisi (sekitar 3 bulan), kisaran tingkat kegagalan turun di bawah 1 persen. Angka ini lebih rendah daripada bentuk kontrasepsi lainnya.

Bagaimana prosedur vasektomi?

Terdapat dua teknik utama yaitu vasektomi konvensional (dengan sayatan) dan vasektomi tanpa pisau (no-scalpel technique). Keduanya dilakukan dengan anestesi lokal tanpa perlu rawat inap. Pada vasektomi sayatan, dokter hanya membuat satu atau dua sayatan kecil. Sedangkan pada metode no-scalpel, dokter hanya akan membuat lubang kecil dengan alat khusus.

Prosedur ini melibatkan:

1. Pembuatan sayatan kecil atau lubang pada kulit skrotum

2. Pengangkatan dan pemutusan vas deferens pada kedua sisi

3. Penutupan ujung saluran dengan dijepit, diikat, atau dengan kauterisasi.

4. Luka ditutup (dengan atau tanpa jahitan, tergantung teknik).

Setelah selesai, area bekas sayatan ditutup dengan perban. Setelah kondisi stabil, Anda bisa pulang. Sekitar dua sampai tiga bulan setelah vasektomi, dokter biasanya akan melakukan analisa air mani untuk memastikan tidak ada lagi sperma di dalamnya.

Berapa lama prosedurnya?

Vasektomi termasuk prosedur yang cepat. Biasanya hanya memakan waktu sekitar 15 menit.

Apa saja yang dihilangkan?

Hanya sebagian kecil dari vas deferens yang diangkat. Testis atau bagian reproduksi lainnya tidak diangkat.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement