Sabtu 19 Apr 2025 13:09 WIB

Ini Cara Ampuh Hadapi Anak Tantrum

Dengan komunikasi dua arah, membantu anak belajar mengungkapkan perasaan.

Cara efektif bagi orang tua dalam menghadapi anak yang mengalami amukan akut atau tantrum. (ilustrasi)
Foto: Freepik
Cara efektif bagi orang tua dalam menghadapi anak yang mengalami amukan akut atau tantrum. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Terapis Okupasi Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma Husada Mahakam Samarinda, Kalimantan Timur, Yolanda Pebria Cantikaningrum, mengungkapkan cara efektif bagi orang tua dalam menghadapi anak yang mengalami amukan akut atau tantrum.

"Anak yang sering tantrum hingga melempar atau memecahkan barang menunjukkan perilaku yang tidak lazim. Kondisi ini, lanjutnya, dapat menghambat kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya," katanya di Samarinda, Sabtu (19/4/2025).

Baca Juga

Lebih lanjut, Yolanda memaparkan perbedaan antara anak dengan perkembangan normal dan anak yang mengalami masalah perkembangan mental. Anak normal biasanya meminta tolong atau mengucapkan kata-kata untuk meminta sesuatu.

Sementara, anak dengan masalah perkembangan cenderung hanya marah dan melempar barang ketika menginginkan sesuatu. Mengenai usia kemunculan perilaku ledakan amarah anak, Yolanda mengatakan bahwa tanda-tandanya sudah dapat terlihat sejak usia dua tahun. Pada usia ini, orang tua mulai memperhatikan apakah anak mereka belum lancar berbicara, kurang fokus, atau emosinya tidak stabil.

"Ini juga harus diwaspadai orang tua, terutama orang tua muda," tegasnya.

Untuk menghindari anak berprilaku tantrum, Yolanda menyarankan bagi orang tua untuk lebih interaktif. Dengan komunikasi dua arah, membantu anak belajar mengungkapkan perasaan. Termasuk juga menjaga keseimbangan gizi anak karena bisa jadi anak rewel karena rasa tak nyaman pada perutnya. Oleh karena itu bakteri baik pada usus anak membantu menjaga suasana hatinya.

"Pelukan hangat orang tua dan mengalihkan pada emosi yang sehat seperti nyanyian atau canda bisa membantu anak meredakan sikap ledakan amarah," katanya.

Yolanda menekankan pentingnya bagi orang tua untuk mengenali perilaku anak dan mencari informasi sebanyak mungkin jika ada kejanggalan. Ia mengingatkan agar orang tua tidak keliru menganggap anaknya introvert jika hanya bersikap diam, padahal mungkin ada masalah perkembangan yang perlu diatasi.

Selain perilaku mal-adaptif, Yolanda juga menyoroti pentingnya perkembangan perilaku yang normal pada anak. Perkembangan perilaku seharusnya terus berlanjut dan tidak mengalami kemunduran.

"Misalnya, tadinya anak sudah bisa menyampaikan keinginannya, tapi kok semakin ke sini dia malah sering marah-marah tanpa alasan yang jelas. Itu berarti ada sebuah kemunduran yang bisa menjadi tanda adanya sesuatu yang tidak normal atau berbeda dari yang lain," ujarnya.

Yolanda menambahkan bahwa salah satu penyebab utama ledakan amarah pada anak usia dini adalah ketidakmampuan mereka untuk menyampaikan keinginan atau kebutuhan secara verbal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement