REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Komnas Perempuan menyoroti tindakan pelecehan seksual terhadap perempuan yang dilakukan seorang pria di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat. Menurut Komisioner Komnas Perempuan, Chatarina Pancer Istiyani, kasus ini menunjukkan bahwa perempuan masih sangat rentan menjadi sasaran pelecehan dan kekerasan seksual di ruang publik.
Berdasarkan data catatan tahunan Komnas Perempuan tahun 2024, terdapat 12.004 kasus kekerasan berbasis gender terhadap perempuan di ranah publik. Dari data tersebut, kekerasan seksual menempati urutan tertinggi dengan 68 persen.
“Ini tentu saja jumlah kasus yang dilaporkan, tidak disangkal ada kasus-kasus yang tidak dilaporkan. Ini fenomena gunung es,” kata Chatarina saat dihubungi Republika.co.id pada Rabu (9/4/2025).
Menurut Chatarina, pemerintah melalui PT KAI sebetulnya sudah melakukan sejumlah tindakan preventif misalnya dengan menyediakan gerbong khusus perempuan, toilet terpisah, dan pemasangan CCTV di berbagai area stasiun. Namun menurutnya upaya edukatif yang berkelanjutan juga penting dilakukan guna mencegah terjadinya kasus serupa di kemudian hari.
“Upaya edukatif penting dilaksanakan, perlunya kampanye Kawasan Bebas Kekerasan terhadap Perempuan melalui media sosial, maupun anjuran-anjuran langsung di moda transportasi seperti pengumuman dan dalam kereta,” kata dia.
Selain itu, Chatarina menekankan pentingnya peran serta masyarakat luas. Ketika masyarakat menjadi saksi tindakan kekerasan seksual, masyarakat tidak boleh bersikap pasif atau sekadar menjadi penonton, melainkan harus melindungi dan mendukung korban untuk melaporkan pelaku.
“Jadi bagi masyarakat umum apabila melihat kekerasan seksual terhadap perempuan, wajib untuk menghentikan kejadian, melindungi korban, dan mendukung korban untuk melaporkan pelaku,” kata dia.
Sebagai informasi, kasus ini menjadi viral bermula dari unggahan video di Instagram yang dibagikan oleh akun @indra_pap*** pada Rabu (2/4/2025). Dalam video tersebut, seorang wanita yang menjadi pengguna taksi online mengaku telah menjadi korban pelecehan seksual di KAI Commuter Stasiun Tanah Abang.
Korban menyadari bahwa dirinya diikuti oleh seorang pria sejak turun dari peron hingga ke area hall bawah stasiun. Saat korban menaiki eskalator, pria tersebut diduga melakukan onani dan menyemprotkan cairan yang diduga sperma ke bagian belakang celana korban.
Manajemen KAI Commuter mengeklaim telah bertindak cepat atas tindak pelecehan seksual di area Stasiun Tanah Abang. Berbekal laporan, petugas terkait segera menuju tempat kejadian untuk mencari pelaku tersebut. Namun pelaku tidak ditemukan, dan korban pun telah meninggalkan area stasiun.
“Laporan tersebut segera ditindaklanjuti dengan penelusuran melalui System CCTV Analytic untuk melacak terduga pelaku,” kata Manager Public Relations KAI Commuter, Leza Arlan, melalui keterangannya, Ahad (6/4/2025).
Leza mengatakan dari hasil penelusuran tersebut, KAI Commuter telah mengantongi terduga pelaku. Terduga disinyalir melakukan tindak pelecehan tersebut karena mulai dari turun kereta hingga hall bawah stasiun terus mengikuti di belakang korban, sampai terekam hal yang mencurigakan.
KAI Commuter segera memasukkan terduga pelaku tersebut dalam System CCTV Analytic untuk memberikan notifikasi jika sewaktu-waktu pelaku masuk ke area stasiun kembali. “Selain itu, KAI Commuter juga akan berkoordinasi dengan pihak berwajib untuk menindaklanjuti hal tersebut,” kata Leza.
KAI Commuter mengimbau kepada seluruh pengguna untuk lebih hati-hati dan tetap waspada terhadap situasi sekitarnya. KAI Commuter akan menindak tegas kepada pelaku yang telah melanggar norma kesusilaan.
“Kami juga berharap kepada seluruh pengguna yang melihat atau menjadi korban untuk tidak takut berteriak atau meminta bantuan pengguna lain atau segera melaporkannya kepada petugas. Berani SPEAK UP!” ujar Leza.