Selasa 01 Apr 2025 10:38 WIB

Delapan Cara ‘Emas’ Jaga Kesehatan Ginjal

Dengan melakukan pengecekan, risiko penyakit ginjal dapat diketahui lebih awal.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Kesehatan ginjal (ilustrasi). Dokter memaparkan delapan langkah emas (golden rules) dalam pencegahan penyakit ginjal.
Foto: Republika
Kesehatan ginjal (ilustrasi). Dokter memaparkan delapan langkah emas (golden rules) dalam pencegahan penyakit ginjal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- 

Penyakit ginjal sering kali muncul tanpa gejala yang jelas sehingga pencegahan menjadi kunci utama untuk menjaga kesehatan organ vital ini. Langkah emas pertama yang tak boleh diabaikan adalah pemeriksaan kesehatan secara rutin.

Baca Juga

Deteksi dini melalui tes urine dan darah dapat membantu mengidentifikasi masalah ginjal sejak awal, memungkinkan penanganan yang lebih efektif. Selain itu, menjaga tekanan darah dan kadar gula darah tetap stabil sangat penting, mengingat hipertensi dan diabetes adalah faktor risiko utama penyakit ginjal.

Dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso I Wayan Nariata memaparkan delapan langkah emas (golden rules) dalam pencegahan penyakit ginjal, mulai dari mengecek kesehatan hingga minum air yang cukup sesuai kondisi tubuh. Wayan mengatakan langkah pertama adalah memeriksakan fungsi ginjal ke dokter dan melakukan konsultasi sesuai dengan tingkat keparahan penyakitnya.

Idealnya, kata Wayan, pengecekan fungsi ginjal bagi yang memiliki faktor risiko, baik yang dapat dikontrol maupun tak dapat dikontrol, adalah sekali dalam setahun, sementara bagi yang tidak memiliki faktor risiko sekali dalam 2-3 tahun. Dengan melakukan pengecekan itu, katanya, risiko penyakit ginjal dapat diketahui lebih awal, bahkan sebelum gejala muncul.

Kedua, katanya, disarankan untuk berolahraga secara teratur.

Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan bagi anak dan remaja berusia 5-17 tahun, minimal melakukan aktivitas fisik sedang-berat selama 60 menit setiap hari, contohnya berlari. Kemudian melakukan aktivitas aerobik untuk penguatan otot dan tulang minimal tiga hari dalam seminggu.

Kementerian Kesehatan menyarankan bagi dewasa hingga lansia untuk melakukan selama minimal 150-300 menit aktivitas fisik intensitas sedang seperti jalan cepat, atau minimal 75-150 menit aktivitas fisik intensitas berat dalam seminggu. Kemudian, melakukan aktivitas fisik untuk penguatan otot dan tulang seperti sit up, push up, plank, squat minimal dua hari dalam seminggu.

Ketiga, kata Wayan, adalah mengontrol tekanan darah, mengingat hipertensi merupakan salah satu penyebab terbesar sakit ginjal yang paling sering ditemukan.

"Yang keempat adalah stop merokok dan minum alkohol, karena kita tahu rokok itu kan kemana-mana akibatnya ya, alkohol juga sama termasuk salah satunya adalah efek metabolik dan efeknya ke ginjal," ujarnya.

Kelima, dokter itu menyoroti pentingnya mengontrol kadar gula. "Yang keenam, hindari konsumsi obat-obatan yang bisa berpotensi merusak, misalnya yang gampang sekali ini, obat nyeri yang gampang dibeli secara bebas. Itu seringkali masyarakat kita kalau keluhan sedikit, pusing jadi langsung minum. Jika itu berlanjut, bertahun-tahun secara kontinu, bukan tidak mungkin berpotensi untuk merusak ginjal," ujarnya.

Langkah ketujuh, katanya, adalah makan dan minum yang bergizi yang cukup, tidak kurang dan tidak berlebihan.

Adapun Kementerian Kesehatan sudah mengeluarkan panduan kebutuhan gizi seimbang harian dalam konsep Isi Piringku, di mana setengah piring diisi dengan sayur dan buah-buahan, sementara setengah lainnya diisi makanan pokok dan lauk pauk.

Langkah terakhir, kata Wayan, adalah memastikan konsumsi air yang cukup, karena ginjal adalah regulator untuk cairan dan elektrolit. Idealnya untuk orang sehat sekitar dua liter per hari, katanya, namun jumlah itu bisa disesuaikan kondisi tubuh masing-masing, misalnya apabila ada gangguan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement