REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rasa ngilu yang merupakan gejala gigi sensitif sering dianggap sebagai masalah sepele oleh banyak orang di Indonesia. Banyak yang memilih untuk menahan rasa ngilu atau menghindari makanan tertentu, alih-alih segera mencari pengobatan.
Dokter gigi spesialis periodontologi, Yuniarti Soeroso, mengatakan rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap gigi sensitif disebabkan oleh budaya menormalisasi rasa sakit. Kebiasaan ini membuat banyak orang memilih untuk mengabaikan rasa ngilu pada gigi.
“Menurut saya sendiri, orang Indonesia itu suka menahan rasa sakit. Menganggap ngilu itu sebagai sakit biasa, jadi diabaikan saja begitu,” kata drg Yuniarti dalam diskusi media di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (20/3/2025).
Menurut Yuniarti, biaya perawatan gigi yang dianggap mahal juga menjadi alasan mengapa banyak orang menunda berobat saat merasakan ngilu pada gigi. Tidak hanya itu, kurangnya edukasi membuat banyak orang tidak menyadari bahwa ngilu pada gigi merupakan gejala gigi sensitif yang tidak bisa disepelekan.
“Saya bersama Fakultas Kedokteran Gigi UI masih terus rutin melakukan edukasi perihal gigi sensitif. Ini harus dikampanyekan terus, supaya masyarakat tidak mengabaikan rasa ngilu pada gigi,” kata drg Yuniarti.
Ketika rasa ngilu akibat gigi sensitif terus diabaikan, maka kondisinya akan semakin parah dan infeksi dapat mencapai pulpa gigi. Dalam situasi ini, kata drg Yuniarti, pasien mungkin harus melakukan perawatan saluran akar gigi.
Selain itu, kondisi ngilu juga bisa mengganggu proses makan dan minum yang berpotensi menyebabkan asupan nutrisi tidak optimal.
“Jadi kalau tidak ditanggulangi dengan baik dan segera maka akan berdampak parah. Kalau sudah parah, dan sakit ngilunya gak bisa ditahan maka giginya bisa dimatikan (prosedur perawatan saluran akar gigi),” kata dia.
Sebagai langkah awal untuk mengatasi gigi sensitif, dia menyarankan penggunaan pasta gigi khusus yang diformulasikan untuk para penderita gigi sensitif. Ia menjelaskan pasta gigi sensitif mengandung bahan aktif yang dapat membantu menutup tubulus dentin yang terbuka, sehingga mencegah rangsangan mencapai saraf gigi.