REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tren busana Lebaran sering kali mengalami perubahan mengikuti selera pasar yang dinamis setiap tahunnya. Menurut pengamatan CEO Buttonscarves, Linda Anggrea, pada tahun ini setiap jenama dan perancang busana di Indonesia cenderung merilis koleksi yang beragam dengan menonjolkan kreativitas dan identitasnya.
Linda mengatakan jenama dan perancang busana kini lebih berani untuk tampil berbeda dan tidak terpaku pada tren fashion. “Bagi saya, setiap Hari Raya itu adalah momen di mana setiap fashion brand itu memiliki kebebasan untuk berkreasi. Terlebih kalau kita mengacu ke tren fashion global yang bergantung pada musim, itu kurang sesuai dengan pasar kita,” kata Linda dalam konferensi pers Ramadan Radiance di Senayan City, Senin (10/3/2025).
Menurut Linda, kebebasan dan kreativitas ini justru membuat koleksi busana raya di Indonesia semakin berwarna dan tidak monoton. Misalnya ada jenama yang memilih desain raya yang berfokus pada motif dan warna cerah, ada juga yang fokus pada material ringan dan mengutamakan kenyamanan, hingga busana yang bermain dengan detail mewah untuk menciptakan kesan elegan.
“Menurut saya ini bagus, jadi bisa memenuhi selera konsumen juga. Jadi semua terwakili,” kata Linda.
Untuk tahun ini, Linda memilih untuk menghadirkan kembali koleksi ikonik Buttonscarves yaitu Royale Grandeur. Menurutnya, koleksi Royale sebelumnya pernah juga dirilis beberapa tahun lalu. “Kami melihat bahwa koleksi ini memiliki cerita yang kuat, dan menurut saya, cerita yang kuat harus diceritakan berulang agar semakin melekat di hati pelanggan. Harapannya ini bisa menjadi bagian dari identitas kami di hari raya,” kata Linda.
Selama Ramadhan 2025, Buttonscarves menjadi kolaborator eksklusif Senayan City dan akan hadir di instalasi Celestial Union. Hadir mulai 7 Maret hingga 12 April 2025, Buttonscarves menghadirkan gerai yang menampilkan berbagai koleksi terbaru termasuk Raya Collection, scarves, dan tas.
Ikuti Whatsapp Channel Republika