Kamis 07 Nov 2024 14:41 WIB

Cek Konten Medsos Hoaks atau Bukan, Lihat Tanda-Tanda Ini

Warganet Indonesia dinilai masih rentan percaya bahkan ikut menyebarkan hoaks.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Media sosial (ilustrasi). Ada beberapa tanda yang bisa digunakan dalam menganalisis keakuratan informasi yang diterima agar tak termakan hoaks.
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Media sosial (ilustrasi). Ada beberapa tanda yang bisa digunakan dalam menganalisis keakuratan informasi yang diterima agar tak termakan hoaks.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai sekitar 79 persen populasi atau lebih dari 221 juta penduduk. Namun demikian, indeks literasi digital masyarakat masih berada di angka 3,65 persen dari skala 5 atau setara tingkat sedang.

Wakil Ketua Umum Siberkreasi, Mira Sahid, mengatakan indeks literasi digital tersebut menunjukkan bahwa masyarakat belum sepenuhnya memiliki keterampilan dalam menyaring informasi secara kritis. Karena itu, masyarakat masih rentan percaya bahkan ikut menyebarkan informasi hoaks atau tidak akurat.

Baca Juga

“Kalau kita lihat indeks nya memang meningkat dari sebelumnya, tapi belum sempurna juga. Jadi tetap perlu ada peningkatan daya kritis dan edukasi agar literasi digitalnya makin baik,” kata Mira dalam sebuah diskusi bersama TikTok di Jakarta Pusat, Kamis (7/11/2024).

Mira menyampaikan beberapa tanda yang bisa digunakan dalam menganalisis keakuratan informasi yang diterima. Pertama, dengan memperhatikan judul berita atau postingan. Jika bernada provokatif, ada kemungkinan informasi itu tidak akurat atau sengaja dibuat untuk kepentingan tertentu.

Kedua, masyarakat juga bisa memperhatikan dari tanggal penulisan artikel tersebut dan sumber artikel atau videonya. Kemudian jika informasi dalam bentuk foto, Mira menyarankan untuk melakukan verifikasi melalui mesin pencari seperti Google Image.

“Kita juga perlu membangun critical thinking, ini sangat penting. Karena di era sekarang itu kita kebanjiran informasi, jadi yang perlu diasah adalah berpikir kritis itu. Selalu cek dan komparasi dengan berita atau informasi lain,” kata Mira.

Mira juga mengimbau masyarakat untuk membiasakan diri melakukan verifikasi sendiri, sebelum menyebarkan berita apapun ke grup keluarga atau teman. Menurut dia, cara ini bisa membantu mengurangi penyebaran informasi hoaks di masyarakat.

“Saya selalu sampaikan untuk sabar sebelum sebar. Jangan FOMO, takut dianggap ketinggalan info akhirnya main sebar-sebar aja. Kita harus selalu verifikasi berita apapun, itu penting,” ujar Mira.

Menurut Mira, ketika masyarakat sudah memiliki daya kritis yang tinggi, maka mereka tidak akan mudah diprovokasi. Hal ini sangat penting, terlebih menjelang momen-momen penting seperti Pilkada.

“Kita tahu sendiri kalau menjelang Pilkada, selama Pilpres kemarin, ada banyak postingan atau berita provokasi. Jadi ayo kita semua tingkatkan daya kritis, verifikasi mandiri, agar tidak mudah terprovokasi,” kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement