Kamis 22 Aug 2024 16:24 WIB

BRIN: Ramuan Madura Miliki Banyak Manfaat untuk Perempuan

Ramuan Madura adalah salah satu obat tradisional yang perlu dilestarikan.

Jamu Ramuan Madura (ilustrasi)
Foto: Max Pixel
Jamu Ramuan Madura (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional (PRBBOT), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Suharmiati, mengungkapkan khasiat ramuan tradisional Madura. Ramuan tradisional tersebut baik untuk kesehatan perempuan.

"Terdapat berbagai jenis ramuan jamu Madura berbahan dasar tanaman obat, seperti jamu pluntur untuk pascanifas atau terlambat haid," kata Suharmiati melalui keterangan, Kamis (22/8/2024).

Baca Juga

Selain jamu pluntur, kata Suharmiati, terdapat sejumlah ramuan Madura lainnya yang menggunakan bahan alam obat. Seperti tanaman tapak liman atau Elephantopus scaber, sambiloto atau Andrographis paniculata, seleguri atau Sida rhombifolia, jintan hitam atau Nigella sativa, kencur atau Kaempferia galanga, dan bahan alami obat lainnya.

Pemanfaatan ramuan jamu di Madura, kata dia, diperkenalkan pada anak-anak dengan memberikan ramuan yang rasanya manis. Misalnya pada remaja putri, ramuan jamu diberikan secara rutin sejak menstruasi pertama untuk menjaga kesehatan, mengencangkan rahim, dan mengatasi nyeri haid. Selain itu, juga dilakukan perawatan kulit dengan lulur.

"Budaya minum jamu pada perempuan Madura didorong oleh keyakinan bahwa lebih baik tidak makan daripada tidak minum jamu. Bahkan, ada penelitian yang menunjukkan bahwa setelah minum jamu Madura, tubuh terasa sehat, bugar, kuat, dan rapat," ujarnya.

Lebih lanjut, Suharmiati menjelaskan persiapan khusus juga dilakukan pada saat menjelang pernikahan. Terutama untuk calon pengantin wanita, yang dimulai satu bulan sebelum hari pernikahan, dengan calon pengantin pria yang juga diberikan jamu khusus yang dicampur dengan kuning telur dan madu untuk menjaga kesehatan dan vitalitas.

Selama masa kehamilan, ungkap dia, wanita Madura mengonsumsi berbagai ramuan jamu seperti jamu anton-anton muda, jamu anton-anton tua, jamu cabe puyang, serta air kelapa muda, terutama pada usia kehamilan 7-9 bulan. "Pada masa persalinan, mereka mengonsumsi air perasan kunyit, minyak kelapa buatan sendiri, serta kuning telur untuk memperlancar persalinan, juga jamu pelancar ASI dan jamu pasca persalinan," tuturnya.

Menurut, Suharmiati, ramuan Madura adalah salah satu obat tradisional asli Indonesia yang perlu dilestarikan. Alasannya ramuan Madura dibuat berdasarkan resep-resep warisan nenek moyang yang digunakan oleh berbagai kalangan, meskipun pada praktiknya lebih banyak digunakan oleh ibu-ibu.

Untuk itu, ia mendorong upaya pengembangan ramuan Madura untuk dikembangkan secara klinis, dengan serangkaian tes dan bahan baku yang terstandar. "Dengan komposisi yang rasional, jamu Madura memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan terkait dosis penggunaannya," kata Suharmiati.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement