Jumat 12 Jul 2024 00:01 WIB

Perempuan dan Anak Rentan Alami Kekerasan Berbasis Online

Internet dan media sosial dinilai menjadi sarana munculnya tindakan kekerasan.

Kekerasan berbasis online (ilustrasi). Perempuan dan anak menjadi kelompok yang rentan mengalami kekerasan berbasis gender online.
Foto: Dok. Freepik
Kekerasan berbasis online (ilustrasi). Perempuan dan anak menjadi kelompok yang rentan mengalami kekerasan berbasis gender online.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga menyampaikan perempuan dan anak menjadi kelompok yang rentan mengalami kekerasan berbasis gender online.

"Tidak dapat dipungkiri, internet dan media sosial saat ini menjadi sarana bagi munculnya tindakan kekerasan dan eksploitasi yang semakin beragam jenis dan intensitasnya," kata Menteri PPPA Bintang Puspayoga dalam acara bertajuk "Membangun Sinergi Kolaborasi dan Aksi Bersama untuk Melindungi Perempuan dan Anak dari Berbagai Bentuk Kekerasan di Ranah Daring" di Jakarta, Kamis (11/7/2024).

Baca Juga

Menurut dia, kemajuan teknologi membawa dampak pada berbagai aspek kehidupan. "Transformasi digital telah mendorong berbagai perubahan di ranah sosial, ekonomi, dan pemerintahan," kata Menteri BIntang Puspayoga.

Ia mengatakan perkembangan ini perlu direspons dengan tetap memperhatikan inklusi gender dalam transformasi digital mengingat masih terdapat kesenjangan gender digital antara laki-laki dan perempuan. Lebih lanjut pihaknya menilai kecanggihan yang ditawarkan teknologi telah mendukung perempuan untuk semakin berdaya dan mampu berkontribusi di semua bidang, terutama dalam ekonomi digital.

"Kontribusi perempuan dalam transformasi digital ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidupnya melalui kemampuan menggunakan teknologi, perempuan berpeluang untuk menambah penghasilan, meningkatkan prospek pekerjaan, hingga memperoleh berbagai pengetahuan dan wawasan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensinya," kata Menteri Bintang Puspayoga.

Namun di sisi lain, terdapat banyak risiko dalam dunia digital. "Data menunjukkan bahwa perempuan dan anak merupakan kelompok yang rentan mengalami kekerasan berbasis gender online," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement