REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kecelakaan bus yang dialami SMK Lingga Kencana Depok di Ciater Subang, Jawa Barat, menjadi sorotan banyak pihak, utamanya dari dunia pendidikan. Sejumlah dinas pendidikan di sejumlah daerah memperketat izin study tour sebagai buntut tragedi maut tersebut.
Kira-kira, bagaimana pendapat anak SMA di Jakarta mengenai tragedi itu dan pengetatan study tour? Siswi kelas 11 SMA Negeri 6 Jakarta, Karnadya Indah, mengatakan study tour cukup penting bagi pelajar sekolah. Menurut dia, study tour mendatangkan dampak positif bagi siswa.
"Soalnya bisa melajarin hal yang baru dengan suasana yang baru, jadi lebih fresh juga otaknya karena sekalian jalan-jalan juga kan," kata dia kepada Republika.co.id, Selasa (14/5/2024).
Kecelakaan maut yang menimbulkan 11 korban jiwa membuatnya prihatin. Hingga saat ini belum ada agenda study tour di sekolahnya. Namun Dya mengatakan, jika ada study tour ke luar kota, tidak membuatnya ketakutan berlebihan. Yang terpenting, segala sesuatunya terkait study tour harus dipersiapkan dengan maksimal.
"Panitianya harus lebih komunikatif, terus juga harus lebih memperhatikan transportasinya," ujarnya.
Pendapat serupa disampaikan Muhammad Hanif Sukasrana. Menurut dia, persiapan study tour perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya. Jika persiapan study tour dilakukan baik dan matang, maka tidak membuatnya takut mengikutinya.
"Study tour sama panitia harus jelas mau kemana-mananya, bujet, persiapan, harus jelas, jadi nggak bikin takut," kata Hanif.
Dia menyebut, kasus kecelakaan bus Trans Putera Fajar yang ditumpangi siswa SMK Lingga Kencana Depok menjadi pelajaran bagi panitia study tour agar tidak "asal-asalan" menyiapkannya. "Ini jadi pelajaran, harus hati-hati sama panitia yang kurang bisa dipercaya," ujar siswa kelas 11 SMA Negeri 6 Jakarta ini.
Saat ditanya, apakah menurut dia study tour itu penting? Hanif menjawab penting dan tidak penting. Artinya, jika tidak dilakukan tak masalah. "Tapi kalau dilakukan jadi nambah wawasan, ada kebersamaan sama teman sekelas, jadi punya kebersamaan gitu, lebih ke pengalaman, cerita, memori, kedekatan, sama teman-teman sekolah," kata Hanif.